//

PENGARUH MEMORANDUM OF UNDERSTANDING HELSINKI TERHADAP KESTABILAN POLITIK DI KABUPATEN PIDIE

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Muhammad Heikal - Personal Name

Abstrak/Catatan

Konplik yang berkepanjangan antara pemerintah pusat dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) telah membawa kehidupan yang tidak layak bagi masyarakat Kabupaten Pidie. HaJ ini dikarenakan GAM menuntut untuk membebaskan provinsi Aceh dari NKRI, namun pemerintah pusat tidak berkenan dengan permintaan tersebut. Berkali-kali dicoba untuk menuju perdamaian, akan tetapi tidak berhasil juga, hingga pada tanggal 15 Agustus 2005, kedua belah pihak berhasil mencapai kata damai dengan menandatangani nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU). Pertikaian antara kedua belah pihak sudah tidak ada lagi dan kehidupan politik di Aceh mulai berjalan dengan baik. Hal ini telah membuktikan jika isi kesepahaman MoU Helsinki tersebut telah membawa pengaruh yang besar terhadap perubahan kestabilan politik di Aceh. Tujuan penelitian ini adaJah untuk mengetahui dan menganalisis stabilitas politik di K.abupaten Pidie setelah Mou-Helsinki. Mengetahui indikator dan kendalayang mempengaruhi stabilitas politik setelah MoU Helsinki di Kabupaten Pidie.Untuk memperoleh data dalam penulisan skripsi ini dilakukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data skunder dengan cara mengkaji buku, peraturan perundang• undangan dan bahan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian penelitian lapangan untuk mendapatkan data primer dengan cara mewawancarai responden clan informan. Hasil penelitian menunjukkan jika tingkat kestabilan politik di Kabupaten Pidie setelah MoU Helsinki sudah lebih baik dari sebelumnya walaupun belum terlaksana secara optimal. Salah satu contoh dapat dilihat dari pelaksanaan pilkada di Kabupaten Pidie. Indikator yang tampak dalam pengimplementasian MoU Helsinki ini adalah bertambahnya partisipasi masyarakat yang ikut serta dalam proses pilkada, yang mana pilkada ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas politik di Kabupaten Pidie menjadi lebih baik. Adapun kendala dalam proses menciptakan stabilitas ini yaitu, persaingan antar partai politik, tingkat kemiskinan yang masih sama, peranan aparat penegak hukum dan bebasnya senjata illegal diperjualbelikan yang merupakan wujud kestabilan politik yang beJum terlaksana dengan baik.Disarankan kepada pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten Pidie, Partai LokaJ dan Partai Nasional agar setiap pihak baiknya tidak memprovokasi suatu peristiwa dengan cara mengkambinghitamkan oknum tertentu yang dapat menimbulkan sentimentil antar kelompok dan memicu ketidakstabilan politik.

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

MARKETING POLITIK PARTAI ACEH DALAMRNMEMENANGKAN PEMILUKADA DI KABUPATEN PIDIERNTAHUN 2012 (MUHAMMAD ROEM MUSTIKA, 2014)

PERSEPSI PENYINTAS KONFLIK ACEH TERHADAP PROSES PENGUNGKAPAN KEBENARAN (MUTIARA RAMADHAN, 2020)

PERAN MANTAN PASUKAN INONG BALEE PASCA MOU HELSINKI DI KABUPATEN PIDIE (Tari Annisha Fhonna, 2016)

PERANAN BADAN REINTEGRASI ACEH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MANTAN NARAPIDANA POLITIK GAM TAHUN 2015-2017 (REZA FACHRI, 2019)

PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI PARLEMEN KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2014-2019 (Shafura Nuzula, 2017)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy