//
BERBALAS PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN DI DESA MUKA SUNGAI KURUK KECAMATAN SERUWAY KABUPATEN ACEH TAMIANG |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Isra Fahriati - Personal Name |
---|---|
Subject | POEMS |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan |
Tahun Terbit | 2014 |
Abstrak/Catatan ABSTRAK Kata kunci: Berbalas Pantun, Adat Perkawinan, Tradisi Penelitian yang berjudul “ Berbalas Pantun dalam Adat Perkawinan di desa Muka Sungai Kuruk Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang ”mengangkat masalah pesan apa saja yang terkandung dalam kegiatan berbalas pantun pada adat pelaksanaan perkawinan di Aceh Tamiang. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pesan apa saja yang terkandung pada seni berbalas pantun dalam adat perkawinan di Aceh Tamiang. Subjek dalam penelitian ini adalah Wak Ngah, Wak Alang, M. Djhuned Thaher, pengelut dan masyarakat yang mengapresiasikan budaya berbalas pantun.Penentuan sampel dilakukan secara sampling purposive.Metode yang digunakan metode deskriptif kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pantun sering digunakan sebagai media penyampaian pesan pada acara perkawinan yang berisi tentang masalah perkawinan yang diharus dipenuhi pihak laki-laki kepada pihak perempuan seperti syarat harus menggunakan inai, membawa emas, sirih dan elang 7 hari yang terdiri dari tebu, bale, kain dan harus memahami arti dari tujuan pernikahan tersebut. Disarankan penelitian yang berhubungan dengan berbalas pantun dalam adat perkawinan di desa Muka Sungai Kuruk kecamatan Seruway kabupaten Aceh Tamiang dapat dilanjutkan oleh peneliti lain sehingga dapat terunggkap hal-hal yang belum terungkap melalui penelitian ini. | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan TRADISI BERBALAS PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG (“DILEMA KEUTUHAN DAN KEBERLANJUTANNYA”) (Siti Sarah, 2019) |
|
Kembali ke sebelumnya |