ABDUL ARIF SINAGA, 1505106010085. Deteksi Cepat Kandungan Karbon (C) dan Nitrogen (N) Pada Pupuk Kompos Dari Limbah Pertanian Menggunakan Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS). Di bawah Bimbingan Dr. Devianti., S.TP, MP Sebagai pembimbing utama dan Dr. –Ing Agus Arip Munawar sebagai pembimbing anggota. RINGKASAN Limbah pertanian yang dihasilkan dari lahan pertanian masih banyak yang belum dimanfaatkan lagi oleh masyarakat. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah pertanian menjadi faktor terbesar. Padahal limbah pertanian bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos dan pakan ternak. Pupuk kompos mempunyai kandungan hara yang berbeda tergantung dari bahan penyusunnya. Kadar karbon (C) dan nitrogen (N) yang terkandung dalam pupuk kompos merupakan kadar hara mikro bagi pupuk kompos itu sendiri. Pupk kompos yang dibuat oleh masyarakat belum memberikan informasi yang akurat. Pengetahuan kandungan hara karbon (C) dan nitrogen (N) pada pupuk kompos dilakukan pengujian di laboratorium. Pengujian di laboratorium membutuhkan waktu dan biaya yang mahal. Perkembangan teknologi sekarang ini sudah dapat memprediksi kandungan hara pada pupuk tanpa merusak objek, cepat dan tepat. Salah satu metode yaitu Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS) metode pantulan infra merah dekat untuk memprediksi kadar kimia pada bahan. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi kadar karbon (C) dan nitrogen (N) pada pupuk kompos secara cepat dan tepat dengan menggunakan Near Infrared Reflectance Spectroscopy (NIRS). Metode koreksi spektrum infrared yang digunakan adalah Standard Normal Variate (SNV) dan Multiplicative Scatter Correction (MSC) dengan metode kalibrasinya adalah Principal Component Regression (PCR) . Penelitian ini menggunakan 9 sampel pupuk kompos yang dibuat dari berbagai limbah pertanian seperti jerami, lamtoro, limbah jagung, kotoran ternak. Pengambilan spektrum dilakukan dengan meleteakkan bahan mendekati sensor kemudian sumber cahaya menembakkan cahaya ke bahan. Energi yang diterima bahan selanjutnya dipantulkan kembali dan ditangkap oleh sensor kemudian diterima oleh detektor sebagai data frekuensi getaran yang kemudian ditransformasikan dengan metode fourier menjadi grafik dan reflektan. Pantulan semu (difuse reflectance) didapat dari hasil transformasi nilai reflektan kedalam bentuk log (1/R). Hasil penelitian yang diperoleh bahwa, Panjang gelombang yang relevan dalam menduga kadar karbon yaitu 1197,31 – 1224,90 nm dan 1920,86. Kemudian untuk panjang gelombang menduga nitrogen yaitu 1396,25 – 1416,43 nm dan 1733,40 nm. Metode koreksi yang paling baik yaitu koreksi spektrum menggunakan Multiplicative Scatter Correction (MSC) pada saat memprediksi kadar karbon dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,7878, korelasi (r) sebesar 0,8876, nilai error sebesar 1,1576 dan nilai RPD sebesar 2,3036 yang tergolong prediksi baik (Good model performance). Pada saat memprediksi kadar nitrogen metode koreksi yang paling baik juga Multiplicative Scatter Correction (MSC) dengan nilai koefisisen determinasi (R2) sebesar 0,8956, koefisien korelasi (r) sebesar 0,9463, nilai error sebesar 0,0506 dan nilai RPD sebesar 3,2845 yang tergolong dalam prediksi sangat baik (Very good performance).