//
RAGAM BENTUK SUNTÊNG DARA BAROE DI KOTA BANDA ACEH |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | DILLA TRIA NOVITA - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan ABSTRAK Kata Kunci: Ragam, Bentuk Suntêng, Banda Aceh Penelitian ini berjudul Ragam Bentuk Suntêng Dara Baroe Di Kota Banda Aceh. Rumusan masalah penelitian ini adalahbagaimana ragam bentuk suntêng dara baroe di Kota Banda Aceh. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan informasi tentang bagaimana ragam bentuk suntêng dara baroe di Kota Banda Aceh.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian berjumlah 3 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun langkah-langkahnya adalah 1) pengumpulan data melalui observasi dan wawancara; 2) mereduksi untuk menyederhanakan data; 3) menyajikan data dalam bentuk deskripsi; 4) menarik kesimpulan; dan 5) menyusun laporan penelitian.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saat ini ragam suntêng dara baroe di Kota Banda Aceh masih cukup terjaga keberadaannya. Adapun beberapa macam jenis suntêng tersebut adalah Cucok Ok (Tusuk Sanggul), Culok Ok (Tusuk Sanggul), Culok Ok Ulat Sangkadu (Tusuk Sanggul Melingkar Seperti Ulat), Ceukam SanggoyBungong Keupula/ Bungong Tajok (Tusuk Sanggul Bunga Tanjung), Kembang Goyang, Ayeum Gumbak dan Preuk-Preuk.Meskipun demikan, namun sebagian besar masyarakat lebih menyukai penggunaan suntêngdara baroehasil modifikasi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap ragam bentuk suntêngasli yang sudah dipakemkan. Selain itu ditambah dengan adanya upaya pemodifikasian oleh para perias pengantin yang melebihi ketentuan sebesar 30% dalam menghasilkan bentuk suntêngyang lebih indah untuk menarik perhatian masyarakat kepada jasa yang mereka punya.Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk tetap dapat mempertahankan keberadaan bentuk tradisional suntêng dara baroe ini adalah 1) meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan Aceh, khususnya suntêng dara baroe, 2) pemerintah lebih terlibat dalam upaya pelestarian bentuk tradisional suntêng dara baroetersebut,seperti memasukkannya dalam kurikulum pembelajaran sekolah dan juga sosialisasi kepada msyarakat, dan 3) para perias pengantin Aceh lebih memperkenalkan bentuk tradisional suntêng dara baroe kepada calon pengantin dan tidak memodifikasinya melebihi ketentuan yang telah ditetapkan. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan MAKNA SIMBOLIK HANTARAN DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT KABUPATEN PIDIE (CUT MULYANI TURSINA, 2019) |
|
Kembali ke sebelumnya |