//
RISIKO PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI PADA TIGA FASE DALAM RENTANG TAHUN 2000-2015 DI PROVINSI ACEH DI PROVINSI ACEH |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Saiful Husin - Personal Name |
---|---|
Subject | CONSTRUCTION PROJECT MANAGEMENT |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Program Studi Doktor Ilmu Teknik Universitas Syiah Kuala |
Tahun Terbit | 2019 |
Abstrak/Catatan Risiko adalah konsekuensi yang harus dihadapi para pelaku usaha jasa konstruksi yang bersumber dari faktor internal maupun eksternal. Risiko perlu dikenali berdasarkan polanya sesuai dengan tahapan penyelesaian proyek agar dampak yang ditimbulkan dalam proyek konstruksi dapat diminimalisir. Pelaksanaan proyek konstruksi di Provinsi Aceh selama kurun waktu 2000-2015 dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu konflik politik (2000-2004), rehabilitasi dan rekonstruksi (2005-2009), serta pasca rehabilitasi dan rekonstruksi (2010-2015). Fase-fase tersebut memiliki karakteristik risiko berbeda-beda yang berimbas pada pencapaian tujuan proyek. Berdasarkan kondisi tersebut, tujuan utama penelitian adalah menganalisis risiko yang paling dominan terhadap sasaran konstruksi (biaya, mutu, dan waktu) pada tiga fase kajian di Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang disusun dalam 14 faktor dan 127 variabel dan disebarkan kepada 15 perusahaan kontraktor kualifikasi besar yang berdomisili di Provinsi Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan skala likert untuk frekuensi dan dampak. Risk importance dianalisis menggunakan matriks risiko. Risiko terhadap biaya pelaksanaan tertinggi muncul pada variabel pungutan tidak resmi (C11), kenaikan harga BBM (L4), dan kenaikan harga material (A1) masing-masing untuk Fase I, II, dan III. Risiko terhadap waktu pelaksanaan tertinggi muncul pada variabel masalah sosial/lingkungan sekitar (K5), kemampuan tenaga kerja yang kurang (E2), dan kurangnya kemampuan/pengalaman kontraktor (F3) masing-masing untuk Fase I, II, dan III. Risiko terhadap mutu pelaksanaan tertinggi muncul pada variabel kemampuan tenaga kerja yang kurang (E2) di Fase I dan II, dan pada variabel kurangnya kemampuan/pengalaman kontraktor (F3) di Fase III. Fase I dengan latar belakang konflik politik sangat rentan terhadap gangguan pelaksanaan proyek dari variabel-variabel yang berasosiasi dengan pihak-pihak yang berkonflik. Fase II dengan latar belakang rehabilitasi pasca bencana menunjukkan potensi risiko akibat pembangunan yang masif. Kondisi risiko pada Fase III umumnya didominasi oleh aspek ekonomi dan manajerial perusahaan. | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PENGARUH FAKTOR-FAKTOR RISIKO WAKTU TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI PROVINSI ACEH (MUHAMMAD TAUFIK, 2018) |
|
Kembali ke sebelumnya |