Berdasarkan data yang diperoleh dari Dispenda Kota Banda Aceh, selama tahun 2015 jumlah kendaraan pribadi di Banda Aceh mencapai 110.545 unit. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan pribadi setiap tahun tentu akan menimbulkan permasalahan transportasi diantaranya kemacetan, kesemrautan parkir, peningkatan kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Aceh melalui Dishunkominfo Aceh menerapkan angkutan umum bus Trans Koetaradja sebagai kebijakan yang diharapkan akan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi kemacetan, serta meningkatkan kualitas pelayanan yang semakin baik. Dalam penerapannya yang baru satu tahun, Pemerintah Aceh belum menerapkan tarif yang resmi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan tarif yang efektif berdasarkan biaya operasional kendaraan, ability to pay dan willingness to pay tarif bus Trans Koetaradja. Penelitian ini terdiri dari pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan pemberian kuesioner kepada pengguna bus Trans Koetaradja. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Dishunkominfo Aceh sebagai dasar untuk menentukan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) bus Trans Koetaradja. Data yang telah diperoleh kemudian dilanjutkan ke tahap pengolahan data, dan analisis tarif menggunakan rumus ATP, WTP dan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan dengan metode Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) sebesar Rp. 5.507,- dengan load factor yaitu 44,5%. Tarif berdasarkan Ability To Pay (ATP) bus Trans Koetaradja sebesar Rp. 3.065 (umum) dan Rp. 2.500 (Pelajar) dan tarif berdasarkan Willingness To Pay (WTP) bus Trans Koetaradja sebesar Rp. 2.865 (umum) dan Rp. 2.500 (Pelajar).