//
ANALISIS PINDAH PANAS PADA RUANG FERMENTASI BIJI KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) DENGAN MENGGUNAKAN KOTAK KAYU DAN STYROFOAM |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Fazzatul Rahmi - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian Negara. Indonesia Negara pemasok utama kakao dunia urutan ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun kakao Indonesia dianggap bermutu rendah karena masih sedikit petani yang melakukan fermentasi, disebabkan tidak berbedanya harga jual kakao yang difermentasi dan tidak difermentasi, harga kotak fermentasi yang mahal serta waktu fermentasi yang dianggap cukup lama, sehingga kebanyakan petani tidak melakukan fermentasi. Padahal proses fermentasi ini merupakan penanganan pasca panen untuk keberhasilan dalam meningkatkan kualitas biji kakao, sehingga perlukiranya penelitian yang dapat menyelesaikan masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan suhu selama proses fermentasi, mengetahui pengaruh bahan kotak (kayu dan styrofoam) terhadap perpindahan panas di dalam kotak fermentasi dan perpindahan panas dari dalam kotak fermentasi terhadap lingkungan luar. Penelitian ini menggunakan buah kakao varietas lindak yang didapat dari petani Aceh Utara. Fermentasi biji kakao dilakukan selama 5 hari dengan menggunakan kotak kayu dan kotak styrofoam. Selanjutnya selama fermentasi berlangsung dilakukan pengambilan data dalam interval waktu 3 jam dengan menggunakan thermometer dan Hybrid Recorder serta Anemometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kotak fermentasi kayu, suhu ideal fermentasi didapatkan pada hari ke-5, sedangkan kotak Styrofoam suhu ideal dihasilkan pada hari ke-3. Suhu maksimum yang didapatkan selama berjalannya fermentasi pada waktu 108 jam (hari ke-5) untuk kotak kayu dengan suhu 48°C dan pada kotak Styrofoam yaitu 52,5°C. Perpindahan panas total (Q) pada bahan kayu yaitu 444,1279W, pada bahan Styrofoam yaitu 76,1W. Hal ini disebabkan karena panas pada kotak kayu keluar lebih cepat, sehingga suhu pada proses fermentasi bisa lebih rendah dibandingkan menggunakan kotak styrofoam. Hasil fermentasi biji kakao dengan menggunakan kotak kayu didapatkan biji kakao yang bagus yaitu pada hari ke-5 fermentasi sedangkan untuk kotak Styrofoam pada hari ke-5 fermentasi didapatkan biji kakao yang berjamur. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PENGARUH EKSTRAK BIJI KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) TERHADAP PERTUMBUHAN ENTEROCOCCUS FAECALIS PADA BERBAGAI KONSENTRASI (Nurul Hafidhah, 2015) |
|
Kembali ke sebelumnya |