//
KOMBINASI ANTARA SPESIES TRICHODERMA DAN FREKUENSI PENYEMPROTAN TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT BUSUK BUAH (PHYTOPHTHORA PALMIVORA) DAN HASIL BUAH KAKAO |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | F E N T Y F E R A Y A N T I - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan RINGKASAN FENTY FERAYANTI. Kombinasi Antara Spesies Trichoderma dan Frekuensi Penyemprotan Terhadap Intensitas Penyakit Busuk Buah (Phytophthora Palmivora) dan Hasil Buah Kakao, di bawah bimbingan Rina Sriwati sebagai pembimbing ketua dan Essy Harnelly sebagai pembimbing anggota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara spesies Trichoderma dan frekuensi penyemprotan yang tepat untuk menekan i ntensitas penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora) dan hasil buah kakao. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan pertanaman kakao milik petani di Dusun Cinta Kecamatan Peunaron Kabupaten Aceh Timur yang dimulai pada bulan Juni – Desember 2014, menggunakan tanaman milik petani dengan lahan penelitian ± 600 m 2 . Pemilihan lokasi didasarkan pada riwayat penyakit busuk buah kakao pada periode sebelumnya atau merupakan lokasi endemik penyakit busuk buah kakao. Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) non faktorial dengan 10 (sepuluh) perlakuan dan 4 ulangan yaitu A = kontrol (aplikasi dengan air), B (T. harzianum + frekuensi penyemprotan 1 kali), C (T. harzianum + frekuensi penyemprotan 2 kali), D (T. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali), E (T. viren + frekuensi penyemprotan 1 kali), F (T. viren + frekuensi penyemprotan 2 kali), G (T. viren + frekuensi penyemprotan 3 kali), H (T. asperellum + frekuensi penyemprotan 1 kali), I (T. asperellum + frekuensi penyemprotan 2 kali), J (T. asperellum + frekuensi penyemprotan 3 kali). Setiap perlakuan terdiri dari 5 tanaman sehingga jumlah tanaman seluruhnya adalah 10 x 4 x 5 = 200 tanaman. Setiap tanaman ditetapkan 10 (sepuluh) buah kakao sebagai sampel tetap untuk pengamatan intensitas penyakit. Hasil penelitian pada 2 BSA menunjukkan bahwa rata – rata persentase intensitas penyakit busuk buah kakao akibat perlakuan kombinasi antara spesies Trichoderma dan frekuensi penyemprotan yang terendah dijumpai pada perlakuan D (T. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali) yaitu 12,50 %. Hasil yang sama juga ditunjukkan pada hasil penelitian pada 3 BSA dimana rata – rata persentase intensitas penyakit busuk buah kakao akibat perlakuan kombinasi antara spesies Trichoderma dan frekuensi penyemprotan yang terendah dijumpai pada perlakuan D (T. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali) yaitu 13,13 %, namun berbeda sangat nyata dengan perlakuan E (T. viren + frekuensi penyemprotan 1 kali) yaitu 20,63 % (2 BSA) dan 22,50 % (3 BSA), serta perlakuan F (T. viren + frekuensi penyemprotan 2 kali) yaitu 16,25 % (2 BSA) dan 18,75 % (3 BSA). Hasil buah kakao tertinggi dijumpai pada perlakuan D (T. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali) yaitu 45,75 kg dan hasil buah kakao yang terendah dijumpai pada perlakuan A (tanpa Trichoderma/ kontrol) yaitu 27,02 kg. Kata kunci : Kakao, spesies Trichoderma, P. Palmivora, frekuensi penyemprotan dan hasil buah kakao | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan APLIKASI SUSPENSI PELET TRICHODERMA HARZIANUM SEBAGAI AGEN PENGENDALIAN HAYATI (APH) PENYAKIT HAWAR DAUN (PHYTOPHTHORA PALMIVORA) PADA BIBIT KAKAO. (Yulfa Sari Tarigan, 2017) |
|
Kembali ke sebelumnya |