| |
F E N T Y F E R A Y A N T I. KOMBINASI ANTARA SPESIES TRICHODERMA DAN FREKUENSI PENYEMPROTAN TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT BUSUK BUAH (PHYTOPHTHORA PALMIVORA) DAN HASIL BUAH KAKAO. Banda Aceh : Fakultas Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala, 2016 |
|
AbstrakRingkasan
fenty ferayanti. kombinasi antara spesies trichoderma dan frekuensi
penyemprotan terhadap intensitas penyakit busuk buah (phytophthora
palmivora) dan hasil buah kakao, di bawah bimbingan rina sriwati sebagai
pembimbing ketua dan essy harnelly sebagai pembimbing anggota.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara spesies
trichoderma dan frekuensi penyemprotan yang tepat untuk menekan i ntensitas
penyakit busuk buah (phytophthora palmivora) dan hasil buah kakao. penelitian
ini dilaksanakan pada lahan pertanaman kakao milik petani di dusun cinta
kecamatan peunaron kabupaten aceh timur yang dimulai pada bulan juni –
desember 2014, menggunakan tanaman milik petani dengan lahan penelitian ±
600 m
2
. pemilihan lokasi didasarkan pada riwayat penyakit busuk buah kakao
pada periode sebelumnya atau merupakan lokasi endemik penyakit busuk buah
kakao. penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok (rak)
Baca Juga : APLIKASI SUSPENSI PELET TRICHODERMA HARZIANUM SEBAGAI AGEN PENGENDALIAN HAYATI (APH) PENYAKIT HAWAR DAUN (PHYTOPHTHORA PALMIVORA) PADA BIBIT KAKAO. (Yulfa Sari Tarigan, 2017) ,
Baca Juga : APLIKASI FORMULASI CAIR TRICHODERMA HARZIANUM DAN TRICHODERMA VIRENS SEBAGAI AGEN PENGENDALI HAYATI (APH) PENYAKIT HAWAR DAUN (PHYTOPTHORA PALMIVORA) PADA BIBIT KAKAO (DESI ARIDA, 2019) , n faktorial dengan 10 (sepuluh) perlakuan dan 4 ulangan yaitu a = kontrol (aplikasi dengan air), b (t. harzianum + frekuensi penyemprotan 1 kali), c (t. harzianum + frekuensi penyemprotan 2 kali), d (t. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali), e (t. viren + frekuensi penyemprotan 1 kali), f (t. viren + frekuensi penyemprotan 2 kali), g (t. viren + frekuensi penyemprotan 3 kali), h (t. asperellum + frekuensi penyemprotan 1 kali), i (t. asperellum + frekuensi penyemprotan 2 kali), j (t. asperellum + frekuensi penyemprotan 3 kali). setiap perlakuan terdiri dari 5 tanaman sehingga jumlah tanaman seluruhnya adalah 10 x 4 x 5 = 200 tanaman. setiap tanaman ditetapkan 10 (sepuluh) buah kakao sebagai sampel tetap untuk pengamatan intensitas penyakit. hasil penelitian pada 2 bsa menunjukkan bahwa rata – rata persentase intensitas penyakit busuk buah kakao akibat perlakuan kombinasi antara spesies trichoderma dan frekuensi penyemprotan yang terendah dijumpai pada perlakuan d (t. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali) yaitu 12,50 %. hasil yang sama juga ditunjukkan pada hasil penelitian pada 3 bsa dimana rata – rata persentase intensitas penyakit busuk buah kakao akibat perlakuan kombinasi antara spesies trichoderma dan frekuensi penyemprotan yang terendah dijumpai pada perlakuan d (t. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali) yaitu 13,13 %, namun berbeda sangat nyata dengan perlakuan e (t. viren + frekuensi penyemprotan 1 kali) yaitu 20,63 % (2 bsa) dan 22,50 % (3 bsa), serta perlakuan f (t. viren + frekuensi penyemprotan 2 kali) yaitu 16,25 % (2 bsa) dan 18,75 % (3 bsa). hasil buah kakao tertinggi dijumpai pada perlakuan d (t. harzianum + frekuensi penyemprotan 3 kali) yaitu 45,75 kg dan hasil buah kakao yang terendah dijumpai pada perlakuan a (tanpa trichoderma/ kontrol) yaitu 27,02 kg. kata kunci : kakao, spesies trichoderma, p. palmivora, frekuensi penyemprotan dan hasil buah Tulisan yang relevan PENGARUH LOKASI SUMBER ISOLAT RIZOBAKTERI TERHADAP DAYA HAMBAT PERTUMBUHAN KOLONI (PHYTOPTHORA PALMIVORA) PATOGEN PENYEBAB BUSUK BUAH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) SECARA IN VITRO (Ricka Rizkiana, 2019) ,PENDUGAAN PARAMETER GENETIK KARAKTER PERTUMBUHAN DAN KETAHANAN TERHADAP BUSUK BUAH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) ASAL ACEH DI PEMBIBITAN (Rahayu Eka Sari, 2014) , KARAKTERISTIK MORFOLOGI BUAH KAKAO (THEOBROMA CACAO L.) YANG TAHAN TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO(CONOPOMORPHA CRAMERELLA SNELL.) DI SAREE, ACEH BESAR (Raihanna Putri, 2015) , |
|
|
Kembali ke halaman sebelumnya
Terkini
PROSPEK EKSPOR KOPI ARABIKA ORGANIK BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN ACEH TENGAH |
ANALISIS KOMPARATIF TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI DAN PADI SAWAH TADAH HUJAN BERDASARKAN STATUS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN KUTA COT GLIE KABUPATEN ACEH BESAR |
KAJIAN PEMASARAN DAN KEUNTUNGAN PETANI KACANG TANAH DI KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR |
STUDI PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DATARAN TINGGI (KASUS DESA URING KECAMATAN BUKIT KABUPATEN BENER MERIAH) |
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TEMBAKAU DI KECAMATAN BANDAR BARU KABUPATEN PIDIE JAYA |