//

ANALISIS POLA HUJAN MUSIMAN DAN FREKUENSI HUJAN EKSTRIM TERHADAP ANOMALI PENGENDALI HUJAN DI ACEH

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Khairul Akbar - Personal Name
SubjectDISASTERS- SOCIAL EFFECTS
EXTREME RAINFALL
Bahasa Indonesia
Fakultas Fakultas Magister Ilmu Kebencanaan
Tahun Terbit 2014

Abstrak/Catatan

Informasi kondisi hujan di suatu wilayah sebagai antisipasi terhadap potensi bencana, seperti banjir dan kekeringan, diperlukan sebagai langkah mitigasi dan kesiapsiagaan. Perubahan cuaca dan iklim ekstrim merupakan permasalahan yang sulit untuk dihindari dan memberikan dampak yang sangat mengkhawatirkan terhadap berbagai sektor kehidupan. Penelitian dengan judul “Analisis Pola Hujan Musiman dan Frekuensi Hujan Ekstrim Terhadap Anomali Pengendali Hujan di Aceh” bertujuan untuk mengetahui pola hujan, kejadian curah hujan ekstrim dan faktor dominan yang mempengaruhi cuaca dan iklim di wilayah Aceh. Dari data curah hujan dilakukan analisis spektrum daya untuk mengetahui pola hujan di daerah tersebut dan hubungannya dengan beberapa indeks pengendali hujan. Analisis curah hujan ekstrim juga dilakukan dengan data SSTA (Sea Surface Temperature Anomaly) dan OLRA (Outgoing Longwave Radiation Anomaly). Hasil analisis menunjukkan bahwa pola curah hujan di Aceh bersifat unimodial (satu puncak musim hujan) dan bimodial (dua puncak hujan). Curah hujannya umumnya didominasi oleh Osilasi Tahunan/ Annual Oscillation (AO) dan setengah tahunan/ Semi Annual Oscillation (SAO). Letak geografis propinsi Aceh yang berada paling Barat wilayah Indonesia, ternyata ikut dipengaruhi oleh fenomena La Nina/ Elnino. Kenaikan curah hujan akibat aktifitas La Nina cukup tinggi di musim JJA dan DJF, sedangkan pengurangan curah hujan oleh El Nino terjadi pada musim MAM dan JJA. Begitupun Peristiwa Indian Ocean Dipole Mode (IODM), secara umum IODM (+/-) berdampak pada pengurangan dan penambahan hujan di musim JJA. Madden Jullian Oscillation (MJO) tercatat sangat mempengaruhi terjadinya curah hujan ekstrim, 69.2% kejadian disebabkan nilai anomali OLR (negatif), 23.1% kejadian disebabkan MJO yang bersamaan disertai menghangatnya suhu muka laut. Sedangkan 3.85% kejadian hanya diakibatkan menghangatnya SML perairan Aceh dan 3.85% kejadian tidak terlihat sebagai pengaruh dari keduanya. Sementara itu terjadi tren peningkatan hujan ektrim di wilayah Meulaboh, Lhokseumawe, Bener Meriah dan Banda Aceh.

Tempat Terbit Banda Aceh
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

HUBUNGAN NILAI DIPOLE MODE TERHADAP CURAH HUJAN DI ACEH BESAR (wardi, 2013)

ANALISIS CURAH HUJAN DI BANDA ACEH MENGGUNAKAN METODE WAVELET (Anang Heriyanto, 2013)

KARAKTERISTIK POLA SAMBARAN PETIR CLOUD TO GROUND (CG) DI WILAYAH SUBULUSSALAM (Anang Heriyanto, 2019)

TINGKAT AKURASI SMS DAN EFEKTIVITAS SOP PERINGATAN DINI HUJAN EKSTRIM DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS BBMKG WILAYAH I DAN STASIUN METEOROLOGI KLAS I KUALANAMU) (Feriomex hutagalung, 2015)

KAITAN JUMLAH SAMBARAN PETIR DAN CURAH HUJAN DI PROVINSI ACEH (ISMI KHAIRATIH, 2015)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy