//
PEMANFAATAN TANAMAN PESISIR BIDURI (CALOTROPIS GIGANTEA) SEBAGAI BIOSORBEN ION LOGAM CU(II) |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | ASMAUL HUSNA - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Batang biduri (Calotropis gigantea) berpotensi untuk dijadikan biosorben untuk menyerap ion logam Cu(II). Pada penelitian ini, biosorbent dari serbuk batang biduri diaktifkan dengan cara fisika, dan hasil analisa SEM menunjukkan bahwa terdapat pori-pori yang berpotensi untuk tempat terjadinya proses adsorpsi ion logam Cu(II). Isoterm adsorpsi ion logam Cu(II) pada biosorben tersebut sesuai dengan model Freundlich dengan nilai R2 0,9909 dengan nilai konstanta intensitas yaitu 0,866 dan nilai konstanta volume pori yaitu1,058 L/mg. Hal ini menunjukkan bahwa penyerapan secara fisika terjadi lebih besar dibandingkan dengan penyerapan secara kimia. Ion logam Cu(II) teradsorpsi oleh biosorben batang biduri dengan kapasitas maksimum yaitu 53,46 mg/g pada kondisi konsentrasi awal ion logam Cu(II) 567,47 mg/L, ukuran adsorben A< 230 mesh, dosis 1 gram, suhu 27 oC, pH 5, dan waktu kontak 60 menit. Adsorpsi ion logam Cu(II) mengikuti kinetika adsorpsi orde II dengan nilai R2 0,99, kapasitas adsorpsi maksimum pada 54,34 mg/g dengan laju adsorpsi konstan pada 0,012 g/mg.menit pada suhu 27oC dan pH 5. Aplikasi biosorben pada limbah cair bekas tambang di desa Jantang Kecamatan Lhoong, Aceh Besar dengan konsentrasi awal ion logam Cu(II) 389,31 mg/L menghasilkan kapasitas adsorpsi sebesar 37,52 mg/g dengan efisiensi penyerapan 66,13 %. Kata kunci: Batang Biduri (Calotropis Gigantea), Adsorpsi, Logam Cu2+, Isoterm, Langmuir dan Freundlich, Kinetika Adsorpsi. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BIDURI (CALOTROPIS GIGANTEA) TERHADAP PORPHYROMONAS GINGIVALIS ATCC 33277 (Novita Putri Ranggaswuni, 2019) |
|
Kembali ke sebelumnya |