0, yaitu Rp.31.431.722 yang berarti penerimaan yang diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan Net B/C> I, Rp.1,39 yang berarti setiap penambahan biaya Rp.I,- akan memberikan hasil sebesar Rp.1,39,- IRR adalah sebesar 22,944% per tahun. Sedangkan BEP tanaman kakao terjadi pada umur 11 tahun 4 bulan. Hasil analisis sensitivitas menunjukan nilai NPV> 0 (untuk Manfaat turun I 0% Rp.20.708.094,-, dan biaya naik I 0% Rp.17.564.922-, Net 8/C > I (untuk manfaat turun 10% sebesar Rp.1,23, dan biaya naik 10% Rp.1,22), IRR > tingkat suku bunga yang berlaku (18%) yaitu pada manfaat turun 10% adalah 21,07% dan biaya naik I 0% adalah 20,87% per tahun dan BEP umur ekonomis proyek pada manfaat turun 10% yaitu pada umur 13 tahun 10 Bulan Serta pada biaya naik 10% pada umur 14 tahun 3 bulan. " /> //
PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO DIKECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | ANDRIANI ISKANDAR - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Andriani Iskandar dengan judul skripsi "Prospek Pengembangan Tanaman Kakao di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar", dengan pembimbing utama Bapak Ir. M. Nassir Hawy, M.S dan pembimbing Kedua fbu Agustina Arida,, SP. M.Si. Adapun permasalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah apakah usahatani kakao yang diusahakan oleh petani ditinjau dari aspek finansial layak diusahakan di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usahatani kakao yang diusahakan oleh petani ditinjau dari aspek finansiaJ di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, hal ini disebabkan jumlah petani kakao sangat terbatas jumlahnya. Metode pengambilan sampel petani kakao dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan contoh sederhana (Simple Random 5Sampling). Adapun besarnya populasi petani kakao di desa sampel yaitu 244 petani dan besar sampel 20%. Berdasarkan hasil analisa menunjukan bahwa tanaman kakao layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan nilai NPV > 0, yaitu Rp.31.431.722 yang berarti penerimaan yang diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan Net B/C> I, Rp.1,39 yang berarti setiap penambahan biaya Rp.I,- akan memberikan hasil sebesar Rp.1,39,- IRR adalah sebesar 22,944% per tahun. Sedangkan BEP tanaman kakao terjadi pada umur 11 tahun 4 bulan. Hasil analisis sensitivitas menunjukan nilai NPV> 0 (untuk Manfaat turun I 0% Rp.20.708.094,-, dan biaya naik I 0% Rp.17.564.922-, Net 8/C > I (untuk manfaat turun 10% sebesar Rp.1,23, dan biaya naik 10% Rp.1,22), IRR > tingkat suku bunga yang berlaku (18%) yaitu pada manfaat turun 10% adalah 21,07% dan biaya naik I 0% adalah 20,87% per tahun dan BEP umur ekonomis proyek pada manfaat turun 10% yaitu pada umur 13 tahun 10 Bulan Serta pada biaya naik 10% pada umur 14 tahun 3 bulan. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan SIKAP DAN PERILAKU PETERNAK SAPI ACEH DALAM UPAYA PENGENDALIAN BRUCELLOSIS DI LEMBAH SEULAWAH ACEH BESAR (AFNAN, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |