0, Net BC ratio sebesar 5,4228> 1, !RR sebesar 30,83% > SOCC sebesar I 0%, dan BEP selama 8 tahun 3 bulan 28 hari. Selanjutnya hasil analisis sensitivitas dengan asumsi biaya naik 10% benefit tetap menghasilkan nilai NPY sebesar Rp. 103,288,126.89, Net BC Ratio sebesar 5,2655, internal rate of return (IRR) sebesar 30,64%, dan BEP setelah 8 tahun,7 bulan, 18 hari jalannya usaha. Karena NPV > 0. Net BC Ratio > 1, r RR > SOCC yang hanya disyaratkan 10%. dapat disimpulkan bahwa sekalipun terjadi kenaikan total cost sebesar 10%, maka usaha perkebunan sawit rakyat di Kebupaten Nagao Raya masih layak untuk diusahakan. Hasil analisis sensitivitas dengan asumsi benefit turun 10% biaya tetap menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 90,157,129.43, Net BC Ratio sebesar 4.7233, internal rate of return (IRR) sebesar 30,16%, dan BEP setelah 9 tahun, 9 bulan 14 hari jalannya usaha. Karena NPV > 0, Net BC Ratio > I, IRR> SOCC yang hanya disyaratkan 10%, disimpulkan bahwa sekalipun terjadi penurunan benefit sebesar 10%, maka usaha perkebunan sawit rakyat di Kebupaten Nagan Raya masih layak untuk diusahakan. Dengan demikian jelaslah bahwa Program Revitalisasi Perkebunan Sawit Rakyat di Kabupaten Nagan Raya sangat layak bila ditinjau dari aspek finansial. " /> //
STUDI KELAYAKAN PROGRAM REVITALISASI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN NAGAN RAYA |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | ADI MUNAWAR - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Adi Munawar, "Studi Kelayakan Program Revitalisasi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kabupaten Nagan Raya". Dibawah bimbingan Bapak Ir. Azhar A. Gani, M.Sc sebagai pcmbimbing perta.ma dan Dr. Ir. Agussakti, MS sebagai pembimbing kedua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan Program Revitalisasi Perkebunan Sawit Rakyat di Kabupaten Nagan Raya ditinjau dari aspek finansial. PengumpuJan data dilakukan melalui wawancara dengan petani di desa sampel dan dokumentasi terhadap aliran kas program tersebut. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi, meliputi net present value (NPV), net benefit cost ratio (net B/C Ratio), internal rate of retum (IRR), dan break event point (BEP). Hasil penelitian dan pengolahan data menunjukkan, net present value (NPV) sebesar Rp. 107,095,560.61 > 0, Net BC ratio sebesar 5,4228> 1, !RR sebesar 30,83% > SOCC sebesar I 0%, dan BEP selama 8 tahun 3 bulan 28 hari. Selanjutnya hasil analisis sensitivitas dengan asumsi biaya naik 10% benefit tetap menghasilkan nilai NPY sebesar Rp. 103,288,126.89, Net BC Ratio sebesar 5,2655, internal rate of return (IRR) sebesar 30,64%, dan BEP setelah 8 tahun,7 bulan, 18 hari jalannya usaha. Karena NPV > 0. Net BC Ratio > 1, r RR > SOCC yang hanya disyaratkan 10%. dapat disimpulkan bahwa sekalipun terjadi kenaikan total cost sebesar 10%, maka usaha perkebunan sawit rakyat di Kebupaten Nagao Raya masih layak untuk diusahakan. Hasil analisis sensitivitas dengan asumsi benefit turun 10% biaya tetap menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 90,157,129.43, Net BC Ratio sebesar 4.7233, internal rate of return (IRR) sebesar 30,16%, dan BEP setelah 9 tahun, 9 bulan 14 hari jalannya usaha. Karena NPV > 0, Net BC Ratio > I, IRR> SOCC yang hanya disyaratkan 10%, disimpulkan bahwa sekalipun terjadi penurunan benefit sebesar 10%, maka usaha perkebunan sawit rakyat di Kebupaten Nagan Raya masih layak untuk diusahakan. Dengan demikian jelaslah bahwa Program Revitalisasi Perkebunan Sawit Rakyat di Kabupaten Nagan Raya sangat layak bila ditinjau dari aspek finansial. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KABUPATEN NAGAN RAYA (Widiya Astuti, 2020) |
|
Kembali ke sebelumnya |