//

EVALUASI KAWASAN RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN METODE PENGINDERAAN JAUH: STUDI KASUS DI DAERAH SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Nur Asiah. Y - Personal Name

Abstrak/Catatan

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh untuk mengidentifikasi kawasan rawan banjir di daerah Sawahlunto, mempelajari pola dan intensitas curah hujan, menginterpretasi kemiringan lereng serta mengestimasi keadaan hidrologi dan tingkat kerapatan vegetasi di daerah Sawahlunto Sumatera Barat. Data yang digunakan untuk menganalisis kawasan rawan banjir tersebut terdiri dari data intensitas curah hujan, citra Digital Elevation Models (DEMNAS) dan citra Landsat 8 dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Pengolahan data diawali dengan koreksi geometrik yang berfungsi sebagai proses penyesuaian koordinat pada citra. Kemudian data DEMNAS dikonversi menjadi hillshade yang digunakan sebagai pola kelurusan. Data tersebut selanjutnya diekstraksi dalam bentuk slope untuk menghasilkan nilai kemiringan lereng. Keadaan hidrologi Normalized Difference Water Index (NDWI) dan kerapatan vegetasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) di daerah Sawahlunto yang dihitung menggunakan citra Landsat 8. Kemiringan lereng di suatu daerah berperan penting terhadap kerawanan banjir. Semakin landai tingkat kemiringan lereng maka aliran air di atas permukaan semakin lambat. Faktor kerapatan vegetasi ikut berkontribusi terhadap banjir, yang mana semakin terbuka lahan maka semakin rendah nilai NDVI sehingga daerah tersebut berpotensi terjadi banjir. Banjir juga dipengaruhi oleh keadaan hidrologi atau tingkat kebasahan suatu kawasan. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kebasahan suatu daerah maka nilai NDWI semakin tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Talago Gunung memiliki intensitas curah hujan 132 mm, kemiringan lereng 260 m, indeks kebasahan -0.35 serta indeks vegetasi 0.33. Desa Kolok Nan Tuo memiliki intensitas curah hujan 137 mm, kemiringan lereng 217 m, indeks kebasahan -0.31 serta indeks vegetasi 0.30. Desa Kolok Mudik memiliki intensitas curah hujan 133 mm, kemiringan lereng 229 m, indeks kebasahan -0.36 serta indeks vegetasi 0.31. Berdasarkan hasil analisis data intensitas curah hujan, kemiringan lereng, indeks vegetasi dan keadaan hidrologi dapat disimpulkan bahwa ketiga desa tersebut termasuk kawasan rawan banjir di daerah Sawahlunto. Potensi kerawanan banjir di suatu kawasan dapat diestimasi menggunakan metode penginderaan jauh. Kata Kunci: Penginderaan Jauh, Banjir, Sawahlunto, NDVI, NDWI, DEMNAS.

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PEMETAAN KAWASAN RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI PROVINSI SUMATERA UTARA (EFRIANSES F.H. SINAGA, 2016)

PENGGUNAAN METODE WEIGHTED OVERLAY UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI KECAMATAN LHOKSUKON KABUPATEN ACEH UTARA (Roby Arnando, 2020)

ANALISIS PEMETAAN KAWASAN RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KRUENG MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT (Muhammad Sani, 2016)

AUTO GEOPROCESSING PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR BERBASIS GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (NIZAR PURNAMA, 2018)

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA (Muliadi Sembiring, 2017)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy