ABSTRAK Wisata halal bukan hanya berwisata ke tempat-tempat religi saja, tapi lebih kepada produk atau pelayanan yang berbasis islami seperti di hotel atau restoran halal, tersedia fasilitas beribadah, dan menyediakan makanan halal. Hal ini sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Kemenpar RI tentang Standar wisata halal terdiri dari kriteria hotel seperti penyediaan makanan halal, fasilitas beribadah seperti mushala, tidak boleh adanya aktivitas non-halal seperti perjudian, diskotik dan lain-lain. Namun dalam kenyataannya masih terdapat kegiatan non-halal seperti perjudian, khalwat, di tempat wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan upaya Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dalam meningkatkan standar wisata halal, Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat upaya peningkatan standar wisata halal dan potensi wisata yang ada di Kota Banda Aceh. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi dan wisata halal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian berjumlah Sembilan orang yaitu Ketua Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh, Sekretaris Dinas Pariwisata, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Pihak Hotel, Masyarakat Banda Aceh, dan Wisatawan. Hasil penelitian ini menunjukan Upaya Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh Dalam Meningkatkan Standar Wisata Halal adalah melakukan sosialisasi dan bekerjasama dengan stakeholder atau orang yang berkepentingan terkait dengan wisata seperti Dinas Syariat Islam, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), para pelaku usaha wisata. Faktor yang menjadi pendukung upaya Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dalam meningkatkan standar wisata halal adalah Dinas Pariwisata melakukan promosi wisata dan penyediaan fasilitas wisata, adanya dukungan dari masyarakat, budaya masyarakat, dukungan wisatawan. Faktor penghambat yaitu minimnya SDM Dinas Pariwisata, hotel di Banda Aceh belum semua tersertifikasi halal, perilaku masyarakat atau wisatawan yang melanggar syariat di hotel. Kata Kunci: Strategi, Sosialisasi, Standar wisata halal ABSTRACT Halal tourism is not only traveling to religious places, but more to Islamic-based products or services such as in hotels or restaurants that are labeled halal and have prayer facilities available, providing halal food. This is in accordance with the standards issued by the Indonesian Ministry of Tourism regarding halal tourism standards consisting of hotel criteria such as the provision of halal food, prayer facilities such as prayer rooms, no non-halal activities such as gambling, discotheques and others. But in reality there are still non-halal activities such as gambling, seclusion, at tourist attractions. The main theories used in this research are effort theory and strategy theory. The method used in this research is descriptive with a qualitative approach. The research informants totaled nine people, namely the Head of the Banda Aceh City Tourism Office, the Secretary of the Tourism Office, the Chairperson of the Ulama Consultative Council (MPU), the Hotel Party, the Banda Aceh Community, and Tourists. The purpose of this study is to identify and explain the efforts of the Banda Aceh City Tourism Office in increasing the standard of halal tourism, the factors that are supporting and hindering efforts to improve halal tourism standards and tourism potential in the city of Banda Aceh. The results of this study indicate the efforts of the Banda Aceh City Tourism Office in Improving Halal Tourism Standards by socializing and collaborating with stakeholders or people with an interest related to tourism such as the Islamic Sharia Service, Ulama Consultative Council (MPU), and tourism business actors. Factors that support the efforts of the Banda Aceh City Tourism Office in increasing halal tourism standards internally are the Tourism Office promoting tourism and providing tourist facilities. External supporting factors are the support from the community, community culture, tourist support, government support. Internal inhibiting factor is the lack of human resources at the Tourism Office. Externally inhibiting factors, namely hotels in Banda Aceh are not all halal certified, the behavior of the community or tourists who violate the Sharia in hotels. The tourism potential in Banda Aceh is quite large, consisting of natural, religious, historical, cultural and culinary tours. Keywords: Strategy, Socialization, Halal tourism standards