Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan investasi swasta terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan di Aceh dengan menggunakan data sekunder periode 1998-2008 yang bersumber dari Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Aceh dan Kantor Badan Pusat Statistik Aceh. Data dianalisis dengan pendekatan deskriptif dengan cara melihat perubahan• perubahan investasi PMDN dan penyerapan tenaga kerja di Aceh. Berdasarkan basil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa investasi PMDN di Aceh sangat berfluktuatif sejak tahun 1998 sampai 2008. Investasi terbesar terjadi pada tahun 2006 dengan realisasi investasi sebesar Rp 137 .500.000.000,00. Sedangkan realisasi investasi PMDN terkecil terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar Rp 9.946.000.000,00. Penyerapan tenaga kerja melalui investasi PMDN sejak tahun 1998 sampai tahun 2008 sangat berfluktuatif. Penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun 1998 yaitu sebanyak 8.442 jiwa. Sedangkan penyerapan terkecil terjadi pada tabun 2003 yaitu sebanyak 162 jiwa. Total tenaga kerja yang terserap melalui investasi PMDN selama periode 1998-2008 sebanyak 9.261 jiwa. Realisasi investasi PMDN di Aceh sama dengan nol terjadi sebanyak tujub kali dalam periode 1998-2008 yaitu pada tahun 1999,2001,2002,2004,2005, 2007 dan 2008. Total rencana investasi selama tujuh tahun tersebut sebesar Rp 1.130.698.930.000, dengan total rencana penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.699 jiwa. Ini berarti Aceh telah kehilangan kesempatan untuk menyerap tenaga kerja sebanyak 5.699 jiwa karena kehilangan sumber investasi sebanyak Rp l .130.698.930.000. Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama batalnya investasi PMDN di Aceh adalah keamanan yang belum terjamin, ketersedian sarana dan prasarana yang belum memadai dan peraturan pemerintah pusat yang dianggap masih mempersulit investor. Melihat banyaknya rencana investasi Aceh yang dibatalkan oleh investor karena alasan keamanan maka masyarakat clan pemerintab Aceh harus mengintropeksi diri dan berusaha keras untuk menjaga keamanan di Aceh agar investasi di Aceh kembali berjaya lagi seperti pada tahun 2006. Diharapkan pemerintah Aceh dan pemerintah Indonesia lebih mempersiapkan daerah Aceh dengan cara penyediaan sarana dan prasaran agar investor benninat menanamkan modalnya ke Aceh. Jangan sampai pembatalan investasi karena ketidaksiapan daerah dari segi sarana dan prasarana terulang lagi seperti pada tahun 2007 dan 2008.