Pasca lahirnya MoU Helsinki dan UUPA di Aceh, proses transisi demokrasi di tingkat lokal telah berlangsung secara damai dan demokratis. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009 yang pertama kali diikuti oleh Partai Aceh. Namun, pelaksanaan pemilu tersebut diindikasikan banyak terjadi pelanggaran terhadap azas pemilu yang LUBER dan JURDIL baik yang dilakukan oleh Partai Aceh maupun partai politik nasional dan lokal lainnya. Kajian ini bertujuan untuk meneliti partai Aceh telah mewujudkan Pemilu Legislatif 2009 yang LUBER dan JURDIL dan menganalisis kemenangan Partai Aceh pada Pemilu Legislatif 2009 merupakan hasil pemilu yang LUBER dan JURDIL di Kota Banda Aceh.Untuk mernperoleb data daJam penuJisan skripsi ini dilakukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk rneudapatkan data sekunder dengan cara mengkaji teori, buku teks, perundang• undangan, artikel dan internet. Kemudian penelitian lapangan untuk mendapatkan data primer yang dilakukan dengan cara mewawancarai responden dan informan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Partai Aceh telah meojaJankan Pemilu Legislatif 2009 dengan LUBER dan JURDIL. Hal ini dibuktikan dengan Partai Aceh tidak melakukan pelanggaran aturao kampanye, tidak melakukan politik uang (Money Politic) serta berhasil mewujudkan pemilu yang aman dan damai. Kemenangan Partai Aceh merupakan hasil pemilu Legislatif yang LUBER dan JURDLL di Kota Banda Aceh. Di mana Partai Aceh tidak melakukan intimidasi dan teror kepada masyarakat, tidak melakukan intervensi, tidak melakukan penggelembungan suara dan tidak melakukan jual beli suara. Disarankan kepada Partai Aceh agar mewujudkan pernilu yang LUBER dan JURDIL demi memajukan demokrasi di tingkat lokal serta mempertahankan demi terwujudnya prinsip-prinsip demokrasi di Kota Banda Aceh. Kata Kunci : Partai Aceh, Luber, Jurdil, dan Pemilu Legislatif 2009