//

ANALISI TRADISI KEMBAR MAYANG DALAM PERKAWINAN ADAT JAWA (STUDI PADA TRADISI MASYARAKAT DI DESA TELUK HALBAN, KECAMATAN BENDAHARA, KABUPATEN ACEH TAMIANG)

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Isnaini - Personal Name

Abstrak/Catatan

ABSTRAK Desa Teluk Halban merupakan salah satu Desa yang dominannya masayarakat transmigrasi Jawa. Penelitian ini menganggkat tentang Tradisi Kembar Mayang di Desa Teluk Halban Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna tradisi Kembar Mayang. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Blumer. Untuk penelitian dilakukan di Desa Teluk Halban. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, peneliti mengambil subjek berupa informan yaitu aparatur desa, orang tua yang pernah melangsungkan adat Kembar Mayang khususnya bagi masyarakat Jawa. teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu obserbvasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan berupa reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa adat tradisi Kembar Mayang harus tetap dilaksanakan bagi masyarakat Jawa. karena bagi masyarakat ketika tidak adanya Kembar Mayang di sebuah acara perkawinan atau pernikahan dianggap tidak mentaati budaya, oleh karena itu mereka menganggap ketika tidak adanya Kembar Mayang maka sang pengatin perempuan tidaklah suci lagi menurut kepercayaan setempat dan akan terkena sanksi oleh pihak ketua adat. Karena itu Kembar Mayang merupakan dua buah rangkaian godongan atau dedaunan terutama daun kelapa janur yang ditancapkan di sebuah batang pohon pisang. didalam Kembar Mayang terdiri dari 2 Kembar Mayang yaitu Kembar Mayang pria dan Kembar Mayang wanita karena simbol dari Kembar Mayang ini sebagai perlengkapan prosesi perkawinan atau temu manten. Kembar Mayang juga merupakan mengandung simbol arti kehidupan dalam membentuk rumah tangga atau terciptanya keluarga baru. Makna Kembar Mayang adalah sebagai saksi peristiwa, penjaga dan penangkal bahaya. Sebagai penjaga mempunyai makna penyerap kebaikan dan menolak kejahatan, sedangkan sebagai penangkal atau penawar ada kaitannya dengan kelapa hijau dan airnya dikenal sebagai penangkal racun. Kata Kunci : Kembar Mayang dan Makna

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

TRADISI BERBALAS PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT ACEH TAMIANG (“DILEMA KEUTUHAN DAN KEBERLANJUTANNYA”) (Siti Sarah, 2019)

UPAYA MASYARAKAT MELESTARIKAN TRADISI NANDONG DI KECAMATAN TELUK DALAM KABUPATEN SIMEULUE (WENNI AGUSTIN, 2018)

PERKEMBANGAN TRADISI BERSEBUKU DALAM PERKAWINANRNMASYARAKAT GAYO DI DESA DARUL AMAN KECAMATAN PERMATARNKABUPATEN BENER MERIAH, 1979-2014 (WAHUSNA ARUNI, 2015)

BERBALAS PANTUN DALAM ADAT PERKAWINAN DI DESA MUKA SUNGAI KURUK KECAMATAN SERUWAY KABUPATEN ACEH TAMIANG (Isra Fahriati, 2014)

AKULTURASI DALAM TRADISI MEUGANG (STUDI DESKRIPTIF PADA MASYARAKAT GAMPONG JAWA KECAMATAN KUTA RAJA BANDA ACEH) (Astari Mulyana Putri, 2018)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy