Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gerakan sosial yang dilakukan oleh Walhi Aceh terhadap aktifitas tambang PT. Emas Mineral Murni dan bagaimana gerakan yang di advokasi Walhi Aceh memeberi signifikasi bagi masyarakat Beutong Ateuh Banggalang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Metode ini digunakan karena peneliti secara aktif dapat berinteraksi langsung dengan informan. Penelitian ini dilakukan di Walhi Aceh dengan jenis data berupa data primer dan sekunder. Instrumen penelitian yang digunakan ialah penelitian lapangan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara serta telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Gerakan sosial Walhi Aceh muncul karena adanya penolakan dari masyarakat Beutong Ateuh Banggalang Kabupaten Nagan Raya terkait proses perizinan usaha tambang milik PT. Emas Mineral Murni. 2) Walhi Aceh akan melakukan upaya hukum untuk membatalkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari Operasi Produksi PT. EMM. 3) Kehadiran PT. EMM akan merusak situs sejarah dan budaya di Beutong Ateuh Banggalang. 4) Pada tanggal 6 Mei 2020 gugatan Walhi Aceh menuai keberhasilan, Mahkamah Agung (MA) mengabulkan gugatan kasasi LSM Wahana Lingkungan Hidup Aceh (Walhi Aceh) terkait izin PT. EMM di Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya.