Perairan Banda Aceh merupakan perairan yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, seperti pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sabang, jalur lintas kapal nelayan, tempat pemancingan, Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Lampulo dan aktivitas budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan ditinjau dari kadar logam berat yang tersebar di 10 titik, mulai dari Perairan Ulee Lheu sampai Alue Naga dengan merujuk pada Kepmen LH 51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk biota laut. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 dengan metode purposive sampling. Sampel air laut diambil dengan alat water sampler di 10 titik penelitian. Analisis sampel menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) di laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Aceh (BARISTAND). Logam berat yang dianalisis adalah raksa (Hg), kromium (Cr), arsen (As), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn), dan nikel (Ni). Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat yang melebihi baku mutu pada perairan Banda Aceh adalah logam berat Pb. Kandungan paling tinggi terdapat pada stasiun 1 dengan nilai 0,1512 mg/l, diikuti stasiun 2 dengan konsentrasi 0,0915 mg/l, dan statiun 3 kadarnya 0,0319 mg/l. Nilai tersebut sudah melebihi baku mutu untuk biota laut yaitu 0,008 mg/l. Sedangkan konsentrasi logam berat yang lainnya di setiap stasiun tergolong rendah dan masih dibawah baku mutu. Kata Kunci: AAS, Baku Mutu, Logam Berat