Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan mangambil sampel yaitu pemilih pemula yang berasal dari mahasiswa aktif Universitas Syiah Kuala untuk jenjang pendidikan strata 1. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu memilih responden sesuai dengan kriteria yang telah peneliti tentukan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner online yang disebar menggunakan Google Formuir. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 100 orang responden. Hasil yang peneliti peroleh dari penelitian ini yaitu, pemilih pemula lebih dominan menggunakan sosial media Instagram untuk mendapat informasi atau hanya sekedar sebagai media untuk memperoleh hiburan. Pemilih pemula setuju bahwa mereka terpapar atau terkena oleh terpaan berita hoax terkait dengan kampanye pemilu 2019 dan juga tentang calon presiden Jokowi. Namun, pemilih pemula dapat membedakan yang mana yang termasuk hoax atau tidak. Kemudian pemilih pemula juga setuju jika kredibilitas calon presiden Jokowi juga tetap baik, meskipun calon presiden Jokowi lebih banyak terpapar oleh berita hoax. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Uji Korelasi dengan meggunakan Product Moment Pearson pada SPSS versi 21. Hasil yang peneliti peroleh yaitu dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05, maka maknanya terdapat hubungan antara terpaan berita hoax pada kampanye pemilu 2019 terhadap kredibilitas calon presiden Jokowi. Hasil selanjutnya yaitu nilai Pearson Correlation sebesar 0,352 yang masuk ke dalam kategori hubungan positif yang sedang. Hubungan positif yang sedang memiliki makna yaitu antara variabel X terhadap variabel Y memiliki pengaruh namun dalam kategori sedang, hubungan yang positif menjelaskan bahwa semakin tinggi terpaan berita hoax maka semakin tinggi pula kredibilitas calon presiden Jokowi. Sehingga hasil penelitian ini yaitu terpaan berita hoax pada kampanye pemilu 2019 memiliki hubungan terhadap kredibilitas calon presiden Jokowi.