Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 diikuti oleh dua pasangan calon kandidat yaitu Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.Dalam penyelengaraanya terjadi dinamika yang menentukan proses pemilu. Salah satunya film yang berjudul Sexy Killers, yang di produksi oleh Watchdoc Documentary dan LSM lingkungan. Film ini mengambarkan oligarki kebijakan tambang batubara yang melibatkan kedua calon Presiden pada pemilu 2019.Watchdoc Documentary juga mengadakan nonton bareng di 476 titik di seluruh Indonesia, salah satunya di Kantor AJI Kota Banda Aceh.Penelitian ini bertujuan mencari tahu pesan politik apa yang di sampaikan dalam film Sexy Killers serta mengatahui bagaimana pengaruh film Sexy Killers terhadap pilihan politik peserta nonton bareng di AJI Kota Banda Aceh. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi Politik dan menggunakan Model Analisis Framing. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian melalui pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi terhadap permasalahan yang penulis teliti. Hasil penelitian ini film Sexy Killers mengangkat pesan tentang kepemilikan perusahaan batubara yang berafisiliasi di kedua calon yang bertarung, beserta kerusakan lingkungan akibat peraturan pemerintah pasacatambang yang bermasalah dan ketidakseriusan pemerintah terhadap pengurangan penggunaan batubara. Film ini membuka pandangan dan anggapan peserta nonton bareng terhadap kedua calon yang bertarung. Film Sexy Killers seharusnya menampilkan isu yang beragam terkait lingkungan dan dipublikasi jauh sebelum hari pemilihan.