//

PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUATAN KOLOID TIGA ORDO TANAH DARI LAHAN KERING ACEH BESAR AKIBAT APLIKASI BAHAN PEMBENAH TANAH

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang Tri Chairina Friyani - Personal Name

Abstrak/Catatan

Kabupaten Aceh Besar memiliki lahan kering yang masih cukup luas untuk dikembangkan menjadi areal pertanian yang produktif jika dikelola dengan baik. Beberapa ordo tanah yang terdapat pada lahan kering yang dicirikan dengan tanah bermuatan variabel seperti Andisol, Inceptisol, Oxisol, Spodosol dan Ultisol. Sumber muatan variabel pada kebanyakan ordo tanah tersebut berasal dari mineral liat tipe 1:1 (kaolinit,haloysit) dan fraksi oksida-hidroksida Al dan Fe, serta mineral alumino-silikat amorf seperti alofan dan imogolit yang memiliki muatan tergantung dari pH tanah. Muatan variabel ini antara lain dicirikan oleh rendahnya muatan negatif dan nilai pHo (titik muatan nol) yang tinggi. Cara untuk meningkatkan muatan negatif pada muatan variabel dengan menaikkan pH tanah di atas pH0 yaitu dengan pemberian bahan pembenah tanah yang memberikan pengaruh yang baik terhadap ciri muatan koloid tanah, namun tidak semua jenis bahan pembenah tanah berpengaruh baik pada koloid tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa jenis dan dosis bahan pembenah tanah terhadap karakteristik muatan koloid tanah pada tiga ordo tanah dari lahan kering Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan tanah lapisan atas (0- 20 cm) dari tiga ordo tanah Andisol (Eutric Hydrudands) dari Saree, Inceptisol (Oxyaquic Dystrudepts) dari Cucum, dan Ultisols (Typic Kadiaquults) dari Jantho. Percobaan ini merupakan percobaan inkubasi pot yang dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan dua ulangan. Faktor pertama adalah perlakuan bahan pembenah tanah yang terdiri dari sembilan taraf, yaitu: A0 = tanpa pembenah tanah, A1 = biochar 15 t ha-1 , A2 = kompos 15 t ha-1 , A3 = CaCO3 2 t ha-1 , A4 = SP-36 2 t ha-1 , A5 = biochar 30 t ha-1 , A6 = kompos 30 t ha-1 , A7 = CaCO3 4 t ha-1 dan A8 = SP-36 4 t ha-1 . Faktor kedua adalah ordo tanah yang terdiri atas tiga taraf yaitu T1 = Andisol Saree, T2 = Inceptisol Cucum, dan T3 = Ultisol Jantho. Sebelum inkubasi, tanah yang berasal dari ketiga ordo tanah terlebih dahulu dikeringanginkan dan setelah kering ditumbuk dan diloloskan dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan ke dalam botol inkubasi sebanyak 500 g kemudian dicampur dengan bahan pembenah tanah sesuai perlakuan. Setelah itu, campuran tanah dan bahan pembenah tanah diinkubasi selama 2 bulan (60 hari) pada keadaan kapasitas lapang dan di ruangan yang tertutup. Setelah 2 bulan inkubasi, tanah dari setiap pot dikeringanginkan dan selanjutnya disaring dengan ayakan 0,5 mm untuk dianalisis. Sifat-sifat kimia yang dianalisis meliputi pH (H2O), pH KCl, pHo (metode Uehara dan Gillman, 1985), dan kapasitas tukar kation (metode 1N NH4OAc pH7). Selanjutnya dihitung nilai ∆pH (pH KCl-pH H2O), selisih antara xi nilai pHo dengan pH (pH0 – pH H2O), KTK efektif (dihitung dari jumlah kation basa + kation Al dan H) dan muatan variabel (KTK-KTK efektif). Hasil analisis setelah 2 bulan inkubasi didapat karakteristik muatan koloid tanah yaitu: (a) pH H2O tanah rata-rata berkisar antara 4,92 – 7,35 yang mempunyai kriteria masam sampai netral, (b) pH KCl berkisar antara 3,82 – 5,36 yang masuk kriteria sangat masam sampai dengan masam, (c) ∆pH tanah berkisar antara – 0,90 hingga – 2,13 (d) pH0 berkisar antara 2,23 sampai 4,45 (e) pH0 – pH H2O berkisar antara – 1,13 hingga – 4,54 (f) kapasitas tukar kation (KTK) potensial berkisar antara 10,60 – 31,00 yang mempunyai kriteria rendah sampai tinggi (g) KTK efektif berkisar antara 1,65 – 7,05 dan (h) muatan variabel tanah berkisar antara 7,71 – 24,96. Hasil percobaan juga menunjukkan bahwa masih ada beberapa perlakuan yang belum mampu meningkatkan karakteristik muatan koloid pada tanah sehingga ada beberapa perlakuan yang memiliki nilai yang rendah pada karakteristik muatan koloid. Untuk dapat menjadikan tiga lahan kering di Aceh Besar sebagai lahan yang produktif maka dapat dilakukan penambahan bahan pembenah tanah yang dapat meningkatkan pH tanah atau menurunkan muatan titik nol tanah atau yang biasa disebut pH0 tanah dengan dosis yang sesuai atau dengan memperpanjang masa inkubasi lebih dari 2 bulan.

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

PENGARUH PEMBERIAN PEMBENAH TANAH TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH DI RIZOSFER TANAMAN KANGKUNG (IPOMEA REPTANS POIR) (WANDA REZEKI, 2019)

ANALISIS SIFAT-SIFAT FISIKOKIMIA TANAH PADA BEBERAPA ORDO TANAH DI LAHAN KERING ACEH BESAR (SRI SAFRIDA YANTI, 2019)

KAJIAN FRAKSI FE DAN AL HUMUS PADA BEBERAPA JENIS TANAH DI LAHAN KERING ACEH BESAR (Cut Fajrina, 2018)

PERUBAHAN SIFAT FISIKA TANAH ULTISOL AKIBAT PEMBENAH TANAH DAN POLA TANAM (Andi Aris Muhidin, 2017)

PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (GLYCINE MAX (L.) MERRILL) PADA TIGA ORDO TANAH DI LAHAN KERING ACEH BESAR SETELAH APLIKASI AMELIORAN (Mona Mislia, 2020)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy