//
PENGARUH TEKANAN TRIAKSIAL TERHADAP STABILITAS AGREGAT PADA KEMIRINGAN DENGAN MODEL TANGGUL TANAH ORDO INCEPTISOLS |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Suchi Rina - Personal Name |
---|---|
Subject | LEVEES - HYDRAULIC ENGINEERING |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Pertanian |
Tahun Terbit | 2014 |
Abstrak/Catatan Suchi Rina.0905106010017. Pengaruh Tekanan Triaksial terhadap Stabilitas Agregat pada Kemiringan dengan Model Tanggul Tanah Ordo Inceptisols. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Yuswar Yunus, MP. sebagai pembimbing utama dan Sri Dewi Jayanti S.TP., M.Sc sebagai pembimbing anggota. RINGKASAN Pembangunan tanggul merupakan salah satu cara untuk mengatasi banjir di Indonesia, tanggul juga berfungsi untuk melindungi daerah irigasi dari banjir yang disebabkan oleh sungai, menahan rembesan dan menyangga aliran. Perencanaan tanggul yang efektif dan aman membutuhkan integrasi dari beberapa disiplin ilmu seperti fisika tanah, mekanika tanah dan konstruksi bangunan. Tanggul yang dibangun diharapkan tetap kuat dan kokoh terhadap gaya -gaya yang ditimbulkan akibat tergenangnya air di dalam kolam (waduk) sesuai umur ekonomis tanggul. Tubuh tanggul yang terbuat dari urugan tanah sangat mudah mengalami kerusakan seperti longsor pada kemiringan tanggul. Oleh karena itu, kemantapan agregat pada kemiringan sangat penting dalam perencanaan dan konstruksi tanggul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis stabilitas kemiringan pada model tanggul berbahan tanah Ordo Inceptisols dengan menggunakan program Geo-Slope landslide Slope/W. Model tanggul yang dibuat memiliki skala 1 : 12 dari ukuran sebenarnya di lapangan dengan kemiringan 1 : 3. Model tanggul dibuat dalam sebuah kotak model yang terbuat dari bahan acrylic yang dilengkapi dengan inlet dan outlet. Uji kuat geser dilakukan sebelum dan sesudah model tanggul dialiri air dengan menggunakan alat uji Triaksial. Hasil pengujian kuat geser tanah pada kondisi sebelum dialiri, didapatkan nilai kohesi efektif (c’) sebesar 0,230 kg/cm2 (22,55 Kpa), dan sudut geser dalam efektif Φ’ sebesar 3,15°. Sedangkan pada kondisi sesudah dialiri, nilai kohesi efektif (c’) sebesar 0,176 kg/cm2 (17,25 Kpa) dan sudut geser dalam efektif (Φ') sebesar 1,74°. Perbedaan hasil uji kuat geser sesudah pengaliran dikarenakan terjadinya penurunan tingkat kepadatan model tanggul pada saat dialiri air. Hasil yang diperoleh dari uji kuat geser digunakan untuk menghitung faktor keamanan kemiringan pada model tanggul dengan menggunakan program Geo-Slope (Slope/W). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SLOPE/W, maka nilai FK (Faktor Keamanan) model tanggul pada kondisi tidak dialiri adalah sebesar 71,58, sedangkan pada kondisi dialiri air adalah 52,76. Jika diklasifikasikan berdasarkan tingkat kestabilan kemiringan/lereng, menunjukkan bahwa model tanggul pada kedua kondisi tersebut adalah aman/stabil, karena memiliki nilai faktor keamanan jauh di atas 1,07. Perbedaan nilai faktor keamanan pada kedua kondisi tersebut dipengaruhi oleh tingkat kepadatan, permeabilitas , dan berhubungan dengan adanya rembesan yang terjadi pada tubuh tanggul. Rembesan yang terjadi pada saat pengaliran mempengaruhi tingkat kestabilan karena adanya rembesan akan mengakibatkan menurunnya kekuatan geser tanah dan butir-butir kecil dari tanah akan hanyut sehingga erosi yang makin lama makin besar, hal ini disebut juga dengan gejala piping (proses terangkutnya butir-butir tanah halus yang menyebabkan terbentuknya pipa-pipa dalam tubuh tanggul). | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PENGARUH MULSA JERAMI DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP LAJU ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI PADA TANAH INCEPTISOLS (Taufik Velayati, 2015) |
|
Kembali ke sebelumnya |