Perempuan memiliki resiko 14 kali lebih tinggi menjadi korban bencana dibandingkan dengan pria dewasa dan sebanyak 60-70% korban bencana adalah wanita dan anak, hal ini disebabkan karena naluri perempuan terutama seorang ibu yang ingin melindungi keluarga dan anak-anaknya seringkali membuat mereka mengabaikan keselamatan diri sendiri saat terjadinya bencana. Bencana dapat terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksi oleh manusia, sehingga antisipasi bencana perlu diterapkan, adapun peningkatan antisipasi bencana dilakukan dengan peningkatan kesiapsiagaan bencana individu yang meliputi pengetahuan, rencana keadaan darurat, sistem peringatan bencana dan mobilisasi sumber daya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang gambaran kesiapsiagaan bencana pada ibu di wilayah pesisir kota Banda Aceh. Jenis penelitian berupa deskriptif eksploratif. Desain penelitian adalah Cross sectional dengan analisis data distribusi frekuensi. Teknik pengambilan sampel adalah nonprobability sampling menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terpimpin yang dilakukan pada 54 responden melalui sambungan telepon dan pada 46 responden dilakukan secara langsung menggunakan kuesioner baku dari LIPI-UNESCO/ISDR (2006) yang dimodifikasi oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapsiagaan bencana pada ibu diwilayah pesisir Kota Banda Aceh sebanyak 59% berada pada kategori siap. Direkomendasikan kepada petugas kesehatan dan pihak Puskesmas untuk dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana terutama kesiapsiagaan pengetahuan dalam menghadapi bencana pada ibu dengan memberikan edukasi dan pelatihan agar kesiapsiagaan bencana pada ibu berada pada kategori sangat siap. Kata Kunci : Bencana, Kesiapsiagaan, Perempuan, Ibu Daftar Bacaan : 17 buku, 1 skripsi, 16 jurnal, 7 artikel (1992-2019).