Banda Aceh adalah salah satu kota yang terdampak oleh bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 silam. Salah satu dampak yang timbul ialah meningkatnya kadar salinitas air tanah yang mengakibatkan fenomena rising damp, yaitu naiknya air asin ke pori-pori bangunan sehingga merusak material dinding rumah tembokan. Sehingga dilihat lebih lanjut hubungan dari rising damp terhadap kekuatan struktural rumah tembokan dalam menghadapi gempa. Penelitian ini melihat kategori jenis air tanah berdasarkan nilai salinitas yang dikumpulkan dari daerah tinjauan. Kemudian berdasarkan penelitian terdahulu, dilihat pengaruh pengurangan kekuatan material akibat jenis air tanah tersebut. Pengaruh dari rising damp terhadap pengurangan kekuatan dinding dilihat dengan memodelkan dinding menjadi batang tekan atau strut untuk menghadapi gempa. Berdasarkan perhitungan strut, terjadi pengurangan kekuatan batang tekan akibat pengurangan kekuatan material. Strut kemudian dimodelkan sebagai hinge atau sendi plastis yang merupakan daerah kritis yang mengalami kegagalan pada struktur bangunan. Kemudian kemampuan struktural rumah tembokan terhadap beban gempa dilihat dengan metode Incremental Dynamic Analysis atau analisis IDA. Analisis IDA adalah analisis yang mempelajari kemampuan struktur bangunan dengan memberikan beban gempa pada kenaikan intensitas tertentu. Hasil akhir dari analisis IDA berupa kurva IDA yang dilihat dari displacement atau perpindahan dan drift ratio yang merupakan rasio dari displacement dan tinggi lantai. Kurva IDA melihat tingkat kerusakan bangunan pada kategori slight, moderate, extensive, dan complete yang mengacu pada batas kerusakan dari penelitian Kim dan Shinozuka (2004). Hasil dari pemodelan dengan menganggap dinding sebagai strut ternyata tidak memberikan pengaruh terhadap displacement akibat beban gempa. Kemudian berdasarkan hasil analisis kurva IDA, struktur yang diakibatkan oleh beban gempa memiliki displacement yang cenderung kecil.