Pada umumnya baja tulangan di dalam beton memiliki nilai perlindungan yang tinggi terhadap korosi. Hal ini terjadi karena faktor semen pada beton yang memberikan efek alkali sehingga dapat menurunkan risiko korosi. Salah satu metode untuk memberikan nilai proteksi yang lebih tinggi terhadap korosi dapat digunakan metode sistem proteksi katodik anoda korban. Namun ada kalanya sistem proteksi katodik anoda korban ini mengalami kegagalan. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengevaluasi sistem proteksi katodik anoda korban yang telah terpapar lingkungan korosif selama satu tahun untuk mengetahui apakah sistem proteksi katodik anoda korban mengalami kegagalan atau tidak. Ada lima variasi spesimen yang digunakan, yaitu tiga beton dengan anoda katoda terhubung, dengan variasi jarak anoda-katoda 5 mm, 10 mm, 20 mm, anoda terhubung dengan tulangan pertama, dan anoda katoda terhubung dengan semua tulangan. Dimensi spesimen beton yang digunakan memiliki panjang 1000 mm, lebar 100 mm, dan tinggi 100 mm. Untuk menentukan posisi tulangan pada beton digunakan Profometer 5+. Spesimen direndam dalam larutan 3,5% NaCl dengan perlakuan wet-dry cycle. Pengukuran nilai potensial korosi setelah satu tahun mendapatkan hasil potensial paling negatif pada anoda katoda terhubung dengan jarak 5 mm, 10, mm, dan 20 mm dengan rata-rata nilai pengukuran yaitu -884,67 mV, -881,67 mV, -864 mV. Sedangkan spesimen anoda katoda terhubung pada semua tulangan mendapatkan hasil pengukuran rata-rata yaitu -689 mV. Dari hasil pengukuran yang dilakukan setelah proses wet-dry cycle selama 3 minggu di tahun 2020 menunjukkan spesimen anoda katoda terhubung dengan jarak 5mm, 10 mm, 20 mm, dan anoda katoda terhubung pada tulangan pertama masih menunjukkan kriteria terproteksi. Sedangkan spesimen anoda katoda terhubung pada semua tulangan tidak terproteksi lagi.