Sebagai pusat pemerintahan, Kota Banda Aceh terus mengalami pengembangan yang pesat baik dari segi ekonomi, infrastruktur dan transportasi yang menimbulkan peningkatan pada mobilitas masyarakat. Pemerintah Aceh telah menerapkan kebijakan yang bernama Bus Trans Koetaradja melalui Dinas Perhubungan Aceh dengan konsep Bus Rapid Transit-Lite, namun karena ketidaktepatan waktu dan tidak adanya jalur khusus, menyebabkan masyarakat enggan untuk berpindah dari moda pribadi ke moda Bus Trans Koetaradja. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian tentang peralihan moda Bus Trans Koetaradja menjadi (Bus Rapid Transit) BRT yang memiliki jalur khusus ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan pemilihan moda transportasi pribadi dan Bus Rapid Transit dengan menggunakan data Stated Preference, serta menentukan probabilitas masing-masing moda tersebut. Data primer penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner dalam bentuk google form kepada 400 responden yang sudah merasakan sepeda motor dan bus Trans Koetaradja yang disebarkan kepada responden yang berdomisili di Kota Banda Aceh. Metode permodelan dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pemilihan diskrit (Discrete Choice Model). Hasil dari analisis regresi logit binomial dapat diketahui nilai utilitas sepeda motor dan nilai probabilitas sepeda motor serta Bus Rapid Transit (BRT). Dari hasil analisis data diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dalam pemilihan moda yaitu jarak tujuan perjalanan (X3), waktu tempuh dengan representatif moda (X6), dan biaya operasional kendaraan (X9). Berdasarkan pengolahan data hasil analisis kuesioner, maka diperoleh probabilitas sepeda motor PSM = 81% sedangkan probabilitas Bus Rapid Transit (BRT) PBRT = 19%. Kata Kunci: Bus Rapid Transit, Stated Preference, Discrete Choice Model As the center of government, the City of Banda Aceh continues to experience rapid development both in terms of economy, infrastructure, and transportation that lead to an increase in community mobility. The Government of Aceh has implemented a policy called Bus Trans Koetaradja through the Aceh Transportation Agency with the concept of Bus Rapid Transit-Lite, but due to inaccuracy and lack of special lanes, it has caused people to be reluctant to move from private mode to Bus Trans Koetaradja. Based on this explanation, research on the transition from Bus Trans Koetaradja to Bus Rapid Transit (BRT) which has this special lane needs to be done. This study aims to model the mode choice of private transportation and Bus Rapid Transit using Stated Preference (SP) data and determine the probability of each of these modes. The primary data of this study were obtained through the distribution of questionnaires in the form of Google forms to 400 respondents who had felt both motorcycle and bus Trans Koetaradja distributed to respondents who live in the city of Banda Aceh. The modeling and analysis method used in this study is the discrete choice model. The results of binomial logit regression analysis can be seen the value of motorcycle utility and the value of motorcycle probability and Bus Rapid Transit (BRT). From the results of data analysis, it is known that the variables that influenced the choice of modes are the distance of the destination of travel (X3), travel time with representative mode (X6), and vehicle operating costs (X9). Based on the data processing of the results of the questionnaire analysis, the probability of motorcycle is PSM = 81% and the probability of Bus Rapid Transit (BRT) is PBRT = 19%. Keywords: Bus Rapid Transit, Stated Preference, Discrete Choice Model