Tesis Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Bus Transit Untuk Mendukung Tataran Transportasi Kota Lhokseumawe Hendra Haryadi NIM. 1704201010032 Program Studi Magister Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil-Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Berdasarkan RTRW Provinsi Aceh tahun 2013-2033 Kota Lhokseumawe merupakan salah satu Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayah Aceh. Dalam melayani arus orang, barang, dan jasa dari luar ke dalam wilayah Kota Lhokseumawe ataupun sebaliknya dalam lingkup domestik maupun lingkup internasional perlu didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang handal di kota tersebut. Untuk itu, Pemerintah Kota Lhokseumawe berencana menerapkan sistem angkutan perkotaan yaitu Bus Transit Kota Lhokseumawe untuk mengurangi dampak kemacetan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap akseptasi dan harapan tingkat pelayanan Bus Transit Kota Lhokseumawe dalam mendukung tataran transportasi Lokal Kota Lhokseumawe. Metode pengambilan data yang digunakan adalah Stated Preference (SP) dengan dua target responden khususnya “masyarakat pengguna angkutan umum” yang ada saat ini dan “masyarakat yang melakukan aktivitas di kawasan koridor rencana” dengan tujuan seperti bekerja, belanja, sekolah atau kuliah, dan lain-lain dengan jumlah 210 responden. Pengolahan dan analisa data menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM), khususnya metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) menggunakan aplikasi Amos 24. Distribusi persepsi yang paling signifikan ialah kenyamanan saat berada dalam bus dengan nilai 3,96, ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana bagi disabilitas, ibu hamil dan manula dengan nilai 3,37, kendaraan pribadi mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dengan nilai 3,15, dan Bus Transit merupakan rencana yang diterima oleh masyarakat dengan nilai 3,12. Indikator yang memiliki signifikansi paling tinggi (t-value = 10,632) adalah kenyamanan pada saat naik turun bus, kemudian mitigasi terhadap kriminal di halte (t-value = 5,711), diikuti oleh indikator bus transit dapat mengurangi masalah lingkungan (t-value = 3,294) dan indikator Bus Transit merupakan rencana yang diterima oleh masyarakat (t-value = 2,434). Hasil penelitian diketahui bahwa penerapan Bus Transit merupakan rencana yang dapat diterima dan tingkat pelayanan yang diharapkan adalah kenyamanan pada saat naik turun bus. Kata Kunci : Harapan Tingkat Pelayanan, Model CFA, Bus Transit Kota Lhokseumawe, Persepsi Masyarakat, Stated Preference Thesis Public Perception Analysis of Transit Bus Plan to Support Lhokseumawe’s Transportation System Hendra Haryadi Student Number: 1704201010032 Master Program of Civil Engineering Civil Engineering Department of Engineering Faculty Syiah Kuala University ABSTRACT Based on the Aceh’s Provincial Spatial Plan (2013-2033), Lhokseumawe is one of the National Strategic Activity Centers and Typical Economic Zones in the Aceh region. In serving the flow of people, goods, and services from outside into the Lhokseumawe or vice versa in the domestic and international sector needs to be supported by reliable transportation facilities and infrastructure. Therefore, the Lhokseumawe Government plans to implement an urban transport system namely the Lhokseumawe’s Transit Bus to reduce the impact of congestion. The purpose of this study was to assess public perceptions of acceptance and also to determine the level of service expected by the community towards the Transit Bus plan to support the Lhokseumawe’s local transportation system. The data collection method used was the Stated Preference (SP) with two target respondents, "public transport user" and "the community carrying out activities in the plan corridor area" such as working, shopping, going to school or college, and others with a total of 210 respondents. Data processing and analysis used the Structural Equation Modeling (SEM) method, specifically the Confirmatory Factor Analysis (CFA) method using the Amos 24 application. The most significant perception distribution was comfort while on the bus with a value of 3.96, availability of facility and infrastructure for disabilities, pregnant women and seniors with a value of 3.37, private vehicles are absolutely necessary in everyday life with a value of 3.15, and Transit Bus was a plan accepted by the public with a value of 3.12. The indicator that had the highest significance (t-value = 10.632) was comfort when boarding the bus, then mitigating crime at the bus stop (t-value = 5.711), followed by the transit bus indicator could reduce environmental problem (t-value = 3.294) and the Transit Bus indicator was a plan that is accepted by the public (t-value = 2.434). The results of this study showed that the application of the Transit Bus was an acceptable plan and the level of service expected was comfort when getting on and off the bus. Keywords: Service Level Expectation, CFA Model, Lhokseumawe’s Transit Bus, Public Perception, Stated Preference