Hasan Al Banna adalah salah satu diantara pemikir politik Islam yang memandang penting kesadaran dan persatuan umat Islam dalam politik. Sebagaimana pandangan politik Hasan Al Banna, kesadaran politik umat Islam di Indonesia semakin meningkat pasca aksi 212 pada penghujung tahun 2016 lalu. Namun dalam banyak contoh, pasca aksi 212 terjadi beberapa gesekan atar umat Islam, saling hujat antara umat Islam sendiri, hingga penggunaan diksi-diksi perang atau jihad fi sabilillah di tengah pesta demokrasi yang damai. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui dan menjelaskan aplikasi nilai-nilai persatuan Islam dalam politik di Indonesia menurut pandangan Hasan Al Banna serta untuk mengetahui dan menjelaskan dampak yang ditimbulkan. Penelitian ini bersifat kajian pustaka, sumber data yang terdapat dalam penelitian ini berasal dari berbagai literatur yang meliputi buku, buku elektronik (e-book), skripsi, jurnal, artikel, tesis, serta kumpulan berita dari koran atau internet mengenai masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesadaran politik pasca aksi 212 telah meningkatkan partisipasi politik umat Islam. Dalam aksi 212 persatuan umat juga berhasil digalang. Dampak dari aplikasi nilai-nilai persatuan Islam dalam politik tersebut adalah timbulnya kesadaran politik dan persatuan umat Islam dalam aksi tersebut. Namun dalam upaya mengejawantahkan persatuan tersebut kedalam praktik politik belumlah terwujud sebagaimana mestinya. Karena pada akhirnya ia memunculkan gesekan-gesekan politik antar umat islam sendiri dengan nuansa yang tidak sehat. Pada akhirnya peneliti berharap praktik politik dengan didasari keluhuran nilai-nilai Islam yang inklusif dapat diwujudkan dengan sebenar-benarnya bukan sebagai simbol semata dan akan membawa kondisi umat dan bangsa pada kedamaian dan tercapainya kemajuan peradaban Islam dan kemashlahatan umat manusia. Kata Kunci: Hasan Al Banna, Politik Islam, Indonesia, Aksi 212. Hasan Al Banna is among Islamic political thinkers who consider the importance of the awareness and unity of Muslims in politics. As Hasan Al Banna's political views, the political consciousness of Muslims in Indonesia has increased after the 212 actions at the end of 2016. However, in many instances, after the 212 efforts, there was some friction between Muslims, blaspheming Muslims themselves, to the use of war diction or jihad fi sabilillah during a peaceful democratic election. The research purpose is to find out and explain the application of the values of Islamic unity in politics in Indonesia according to Hasan Al Banna's point of view as well as to know and explain the impact caused. This research is a literature review, the source of data contained in this study comes from various works of literature including books, electronic books, journals, articles, theses, as well as collections of news from newspapers or the internet regarding the problem. The results showed that post-action political awareness 212 had increased Muslim political participation. In 212 actions, the unity of the people was also successfully raised. The impact of the application of the values of Islamic solidarity in politics is the emergence of political awareness and integration of Muslims in action. But to embody this unity into political practice, it has not yet materialized as it should. Because in the end, it raises political friction between the people themselves with an unhealthy circumstance. In the end, the researcher hopes that political practices based on the nobility of inclusive Islamic values can be realized in truth rather than as mere symbols and will bring the condition of the people and nation to peace and the achievement of the progress of Islamic civilization and the benefit of humanity. Keywords: Hasan Al Banna, Islamic politics, Indonesia, 212 Action.