Persimpangan merupakan daerah pertemuan dua atau lebih ruas jalan yang berfungsi sebagai tempat kendaraan melakukan perubahan arah pergerakan lalu lintas, dimana pergerakan tersebut menimbulkan adanya konflik lalu lintas. Simpang Punge adalah salah satu simpang tak bersinyal di Kota Banda Aceh yang memiliki permasalahan lalu lintas akibat arus lalu lintas yang relatif tinggi pada saat jam-jam tertentu tepatnya jam puncak seperti pagi hari, siang hari, dan sore hari sering terjadi kemacetan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang pada kondisi eksisting dan setelah dibuat bundaran serta mengetahui dimensi bundaran yang memenuhi standar. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode MKJI 1997 dan software VISSIM. Hasil penelitian mendapatkan hasil bahwa volume jam puncak tertinggi yaitu pada hari Minggu (25 Agustus 2019) pukul 18.00-19.00 WIB sebesar 4192 smp/jam. Selanjutnya hasil perhitungan kinerja simpang pada kondisi eksisting diperoleh derajat kejenuhan (DS) sebesar 1,08 dengan tundaan 23,91 detik dan panjang antrian 47-94% sehingga mengasilkan LOS F. Perbaikan yang dilakukan pada Simpang Punge Banda Aceh adalah dengan perencanaan bundaran tipe R 10-22 dengan diameter bundaran 20m. Dalam perencanaan bundaran agar kapasitas pada setiap lengan mencukupi, maka dilakukan pelebaran jalan pada jalan minor A dan C. Dari hasil perhitungan MKJI 1997 untuk rencana diperoleh nilai DS sebesar 0,68 dengan tundaan 3,20 detik dan panjang antrian 12-42% sehingga diperoleh LOS B. Sedangkan dari hasil simulasi VISSIM didapatkan nilai tundaan sebesar 19,34 detik dan panjang antrian 80,63 m dengan LOS C. Penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi pada pihak terkait untuk merencanakan bundaran pada Simpang Punge Banda Aceh dengan pembebasan lahan seluas ± 2000 m2 disekitar simpang. Kata Kunci: simpang tak bersinyal, kinerja simpang, Kota Banda Aceh, MKJI 1997, VISSIM. Intersection is the spot where two roads or more meet. Its function is for the vehicles that pass on the traffic, to have turn or reroute and as we know this turn creates conflict in traffic. Punge Intersection is one of troubled unsignalized intersections in Banda Aceh with traffic issues due to heavy traffic on certain rush hour. It is in morning, noon, and afternoon when the traffic is packed. This study aims to define the performance of the intersection on the existing condition and after the roundabout was constructed. It also aims to determine the dimension of the roundabout that meets the standard of the construction. Data collection and data analysis were conducted by using MKJI 1997 and VISSIM Software. The result of the study shows that the volume of vehicles was on its highest on Sunday (August 25, 2019) at 6 PM to 7 PM Indonesian Western Time with 4192 smp/ hour. Moreover, from the calculation of the roundabout performance on the existing condition, the Degree of Saturation (DS) was obtained which is 1.08 with the delay of 23.91 seconds and the queue lenght of 47 – 94% that leads to LOS F. The refurbishment conducted to the Punge Intersection of Banda Aceh is the plan with type R 10-22 with the diameter of 20 m. On the planning, to accommodate the capacity of each side, there sidewalks were widen on minor street A and C. From the 1997 MKJI calculation for planning, the DS obtained was 0.68 with the delay of 3.20 seconds and the length of queue of 12-42%, so that LOS B was obtained. Meanwhile, from VISSIM simulation, the delay obtained was 19.34 seconds and the queue length of 80.63 m with LOS C. This study can be a recommendation for related party to conduct the refurbishment of the Punge Intersection in Banda Aceh with the land acquisition of approximately 2000 m2 on every intersection. Keywords: unsignalized intersection, intersection performance, Banda Aceh, 1997 MKJI, VISSIM.