//
MODIFIKASI DAN UJI KINERJA PENGERING SURYA UNTUK UBI KAYU (MANIHOT ESCULENTA) DENGAN PENAMBAHAN KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK KIPAS |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Rian Juli Yanda - Personal Name |
---|---|
Subject | AGRICULTURAL ENGINEERING |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Pertanian |
Tahun Terbit | 2014 |
Abstrak/Catatan RIAN JULI YANDA. 0905106020004. Modifikasi Dan Uji Kinerja Pengering Surya Untuk Ubi Kayu (Manihot esculenta) Dengan Penambahan Kincir Angin Savonius Sebagai Penggerak Kipas. Dibawah bimbingan Hendri Syah, S.TP., M.Si sebagai Pembimbing Utama dan Raida Agustina, S.TP., M.Sc sebagai Pembimbing Anggota. RINGKASAN Ubi kayu atau yang sering disebut singkong (Manihot esculenta) merupakan salah satu tanaman yang mengandung karbohidrat. Ubi kayu dapat dikeringkan untuk mendapatkan produk olahan contohnya pembuatan tepung dan gaplek. Untuk mendapatkan produk olahan tersebut diperlukan proses pengolahan awal yaitu pengeringan. Pada pengering surya sebelumnya dirasa sirkulasi udara didalam ruang pengering kurang maksimal sehingga pada penelitian ini dilakukan modifikasi pengering surya dengan menambahkan kincir angin savonius sebagai penggerak kipas pada pengering tersebut yang bertujuan untuk memaksimalkan sirkulasi udara didalam ruang pengering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari pengering surya yang telah dimodifikasi dengan penambahan kincir angin savonius sebagai penggerak kipas dan untuk mengetahui karakteristik pengeringan ubi kayu. Tahapan awal dari penelitian ini adalah memodifikasi pengering surya dengan menambahkan kincir angin savonius sebagai penggerak kipas yang berfungsi sebagai alat bantu sirkulasi udara didalam ruang pengering. Bagian yang dimodifikasi berupa kincir angin yang dibuat dari bahan ringan berupa timba bekas cat. Penjemuran ubi kayu dilakukan dengan menggunakan pengering surya yang telah dimodifikasi tersebut. Parameter penelitian yang dilakukan diantaranya pengukuran kecepatan udara, distribusi temperatur, kelembaban relatif, iradiasi surya dan pengukuran kadar air. Hasil penelitian menunjukkan kecepatan udara rata-rata didalam ruang pengering pada tahap tanpa bahan sebesar 0,25 - 0,26 m/s dengan standar deviasi 0,08, sedangkan pada lingkungan kecepatan udara rata-rata antara 1,32 - 1,65 m/s dengan standar deviasi 0,92. Distribusi temperatur rak A dan B pada tahap tanpa bahan dapat dilihat bahwa temperatur tertinggi dalam ruang pengering A terdapat pada rak A7 yaitu 51˚C dan terendah terdapat pada rak A2 yaitu 27˚C. Temperatur tertinggi dalam ruang pengering B terdapat pada rak B7 yaitu 51˚C, sedangkan temperatur terendah terdapat pada rak B8 yaitu 28˚C. Nilai pengukuran kelembaban relatif pada tahap tanpa bahan adalah 30,1% - 67,6% untuk ventilasi A, 35,9% - 85,2% untuk ventilasi B, sedangkan kelembaban relatif untuk lingkungan adalah 56,2% - 84,9%. Pengukuran iradiasi surya menunjukkan nilai iradiasi tertinggi adalah 595,74 W/m2 pukul 10.30 WIB, iradiasi terendah adalah 7,09 W/m2 pukul 17.00 WIB. Penurunan kadar air bahan diketahui kadar air tertinggi terdapat pada rak A2 yaitu 52,9% dan kadar air terendah terdapat pada rak A8 yaitu 29,9%. Sedangkan penurunan kadar air bahan pada rak B hari pertama diketahui kadar air tertinggi terdapat pada rak B2 yaitu 52,9% dan kadar air terendah terdapat pada rak B8 yaitu 29,9%. | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP PERFORMANSI KINCIR ANGIN SAVONIUS 4 BLADE MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC (CFD) (Indra Rismawan, 2019) |
|
Kembali ke sebelumnya |