//
ANALISA POLA PENYEBARAN ALIRAN AIR TANAH PADA MODEL TANGGUL |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Fitri Herawaty - Personal Name |
---|---|
Subject | DAMS - AGRICULTURAL USE |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Pertanian |
Tahun Terbit | 2014 |
Abstrak/Catatan FITRI HERAWATY. 1005106010041. Analisa Pola Penyebaran Aliran Air Tanah pada Model Tanggul Di Bawah Bimbingan Dr. Mustafril, ST, M.Si. Sebagai Pembimbing Utama dan Dewi Sri Jayanti, S.TP, M.Sc. Sebagai Pembimbing Anggota. RINGKASAN Salah satu masalah yang sering terjadi pada tanggul adalah adanya rembesan. Besarnya rembesan sangat dipengaruhi oleh sifat permeabilitas tanah. Rembesan yang terjadi pada tanggul akan membentuk suatu pola aliran air di dalam tubuh tanggul. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola penyebaran aliran air (seepage) dan panjang zona basah di dalam tubuh tanggul melalui pengamatan langsung menggunakan model tanggul. Penelitian ini menggunakan kotak model tanggul yang dibuat dari acrylic dengan tebal 3 mm. Ukuran kotak model tanggul berdasarkan ukuran tanggul yang direncanakan dengan skala 1 : 12. Kotak model tanggul yang digunakan berukuran panjang 150 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 30 cm. Besarnya OMC (Optimum Moisture Content) pada uji Proctor adalah 26,40% dengan berat isi kering 1,49 gr/cm3 yang digunakan sebagai acuan pemadatan dalam model. Hasil uji permeabilitas tanah sebelum tanggul dialiri air lebih besar dari nilai permeabilitas tanah sesudah dialiri air yaitu 9,72 x 10-8 cm/s > 7,96 x 10-8 cm/s. Permeabilitas tanah akan menurun dengan meningkatnya kadar air dalam tanah. Panjang zona basah (a) pada pengamatan langsung 12 cm, berdasarkan analisis grafis 6,94 cm, dan berdasarkan program Geoslope adalah 22,32 cm. Rembesan air berjalan sejajar dengan garis muka air tanah sehingga garis rembesan juga merupakan garis aliran. Sehingga garis-garis equipotensial akan memotong garis rembesan ini sehingga jarak vertikal antara perpotongan adalah sama. Debit outlet rata-rata untuk lubang 1 dan lubang 3 berdasarkan pengamatan langsung adalah 1,04 x 10-8 m3/s, debit outlet rata-rata berdasarkan rumus empiris 7,03 x 10-14 m3/s, dan debit outlet berdasarkan program Geoslope adalah 1,50 x 10-9 m3/s. Kapasitas aliran filtrasi yang didapatkan sebesar 3,68 x 10-10 m3/s. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai debit rembesan berdasarkan rumus empiris jauh lebih kecil dibandingkan dengan metode pengukuran langsung dan program SEEP/W. Hal ini disebabkan karena pada metode empiris selain faktor permeabilitas dan dimensi tanggul, panjang zona basah juga mempengaruhi perhitungan. Sebaliknya, pada pengukuran secara langsung dan metode analisis dengan program SEEP/W, debit rembesan hanya dipengaruhi oleh nilai permeabilitas, tinggi muka air dan dimensi tanggul, sedangkan panjang zona basah tidak berpengaruh. | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PENGARUH PILAR JEMBATAN PANGO TERHADAP POLA ALIRAN SUNGAI KRUENG ACEH (Teuku Devansyah Putra, 2017) |
|
Kembali ke sebelumnya |