Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunya tidak terkecuali di Aceh. Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia terus berusaha melakukan berbagai cara untuk mencegah dan memberantas narkoba. Salah satu cara untuk mengurangi kasus penyalahgunaan narkoba adalah dengan memulihkan ketergantungan terhadap narkoba itu sendiri atau dengan kata lain dengan merehabilitasi penggunanya. Agar proses rehabilitasi dapat berjalan dengan maksimal dan merata, tiap provinsi di Indonesia haruslah memiliki Lembaga rehabilitasinya sendiri. Pusat rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba provinsi Aceh adalah sebuah Kawasan yang berfungsi untuk merehabilitasi para korban penyalahgunaan narkoba. Di tempat ini para korban akan dipulihkan baik fisik maupun psikologisnya agar sembuh dari kecanduan dan dapat kembali ke masyarakat. Proses rehabilitasi disini terdapat dua jenis, yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Masing-masing cara membutuhkan fasilitas yang berbeda. Rehabilitasi medis merupakan pengobatan secara medis dengan memberikan terapi dan obat-obatan. Sebagai sebuah lembaga yang berfungsi untuk merehabilitasi, maka desain pusat rehabilitasi ini haruslah dibuat senyaman mungkin agar dapat mengoptimalkan proses penyembuhan penggunya. Hal tersebut menjadi dasar pemilihan tema arsitektur tropis pada perancangan ini. Penerapan tema ini bermaksud memberikan kenyamanan bagi para korban penyalahguna agar tidak merasa seolah terpenjara dan dapat merasakan kondisi lingkungan yang damai.