Mayoritas kecelakaan terjadi pada anak remaja yang umumnya sedang menduduki Sekolah Menengah Atas (SMA). Prevalensi bagian tubuh dengan angka cedera paling tinggi menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 di Indonesia adalah anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Cedera pada bagian tubuh tersebutdapat ditatalaksana awal dengan teknik balut bidai, sehingga pengetahuan dan keterampilan mengenai teknik balut bidai perlu dimiliki oleh siswa SMA. Metode pelatihan dapat menggunakan metode tradisional yaitu simulasi dan metode modern dengan media elektronik yaitu video. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh perbedaan metode pelatihan balut bidai terhadap pengetahuan dan keterampilan pada siswa SMAN 3 Banda Aceh.Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan disain non equivalent control group. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner tentang pengetahuan balut bidai dan lembar checklist skills labFakultas Kedokteran Univeritas Syiah Kuala untuk penilaian keterampilan. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa-siswi SMAN 3 Banda Aceh yang menduduki kelas X-XI yang dipilih secara Simple Random Sampling. Penelitian ini melibatkan 32 siswa sebagai sampel yang terdiri dari 16 responden perkelompok dengan metode pelatihan simulasi dan video. Hasil analisis uji T test indepedent menunjukkan nilai p value 0,005 (p value ≤ 0,005) untuk pengetahuan dan p value 0,003 untuk keterampilan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara metode pelatihan balut bidai terhadap pengetahuan dan keterampilan siswa-siswi SMAN 3 Banda Aceh. Kata Kunci: Balut Bidai, Metode Pelatihan, Pengetahuan, Keterampilan.