//
DETERMINAN KEPATUHAN MEDIKASI PADA AGGREGATE DEWASA DENGAN HIPERTENSI DI KOTA LHOKSEUMAWE |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | ZULKARNAINI - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Hipertensi masih tetap menjadi salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama di seluruh dunia. Risiko memburuknya hipertensi dapat dikurangi dengan manajemen terapi pengobatan yang efektif, yaitu patuh terhadap obat antihipertensi. Kepatuhan medikasi pada penderita hipertensi aggregate dewasa seringkali dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang penting untuk dipertimbangkan dalam merancang program kesehatan dalam rangka meningkatkan kepatuhan medikasi pada penderita hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kepatuhan medikasi pada aggregate dewasa dengan hipertensi di Kota Lhokseumawe. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 140 responden. Model Adaptasi Roy digunakan sebagai kerangka teori. Faktor-faktor yang diteliti adalah stimulus fokal, kontekstual dan residual. Kuesioner SSQ-6, DASS-42, dan MMAS-8 digunakan sebagai instrument penelitian. Analisa statitisk yang digunakan untuk menguji determinan kepatuhan medikasi adalah Regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan stimulus fokal yang berhubungan dengan kepatuhan medikasi adalah lama menderita hipertensi (p=0,000), frekuensi minum obat harian (p=0,002), kunjungan berobat ulang (p=0,000), dan keteraturan pemeriksaan tekanan darah (p=0,000). Stimulus kontekstual yang berhubungan dengan kepatuhan medikasi adalah jumlah obat hipertensi harian (p=0,045) dan diet khusus (p=0,003), dan stimulus residual berupa dukungan sosial berhubungan dengan kepatuhan medikasi (p=0,012). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan medikasi pada responden adalah stimulus fokal berupa kunjungan berobat ulang dengan nilai odds rasio 16,007 (95% CI: 4,754-53,899). Kesimpulannya adalah faktor penentu kepatuhan medikasi yang paling signifikan adalah stimulus fokal berupa kunjungan berobat ulang. Sehingga direkomendasikan peningkatan home visit oleh petugas Puskesmas, mengingat juga puskesmas merupakan ujung tombak dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan PENGARUH KONSELING TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA HIPERTENSI DI KOTA LHOKSEUMAWE (MURSAL, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |