//
KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA LONGSOR DI KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Faidha Rahmi - Personal Name |
---|---|
Subject | DISASTERS LANDSLIDE |
Bahasa | Indonesia |
Fakultas | Fakultas Teknik |
Tahun Terbit | 2014 |
Abstrak/Catatan KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA LONGSOR DI KECAMATAN LINGE KABUPATEN ACEH TENGAH Faidha Rahmi ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk mengkaji kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana longsor di Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap bencana longsor, 2) mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana longsor, mengidentifikasi dan menilai peranan kearifan lokal dalam menghadapi bencana tanah longsor, dan 4) menyusun strategi kesiapsiagaan dalam pengurangan risiko bencana. Penelitian menggunakan metode deskriptif melalui survey di 3 desa yaitu Desa Arul Item, Desa Antara dan Desa Kemerleng. Variabel penelitian yang diukur adalah pemahaman, kesiapsiagaan dan peranan kearifan lokal yang diperoleh dan penyebaran kuesioner. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan Purposive Random Sampling. Berdasarkan hash penelitian terhadap tingkat pemahaman masyarakat terhadap bencana longsor di Kecamatan Linge, bahwa tingkat pemahaman masyarakat Linge terhadap bencana longsor sebagian besar termasuk dalam kategori sedang. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat juga masih bersifat pasif. Hal ini terjadi karena tidak semua desa di Kecamatan Linge memahami pentingnya pemahaman kebencanaan. Ada hubungan antara pemahaman kebencanaan dengan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Semakin tinggi tingkat pemahaman seseorang maka akan semakin siapsiaga dalam menghadapi bencana. Jika pemahaman tinggi, maka dapat mempengaruhi cara berpikir masyarakat yang lebih baik, kemudian informasi dan inovasi akan terserap dengan cepat sehingga lebih siap dalam menghadapi bencana. Kearifan lokal yang teridentifikasi di antaranya ada suara teriakan imo (kera hutan); teger (suara gemuruh di atas langit); adanya air sungai yang keruh bercampur minyak. Yang berperan dalam pengurangan resiko adalah imo. Semakin berperan kearifan lokal tersebut, maka semakin tinggi tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. Strategi kesiapsiagaan yang dilakukan menggunakan analisis SWOT, di mana terdapat lima belas alternatif strategi salah-satunya adalah melakukan penyuluhan dan simulasi yang kontinyu. Kata Kunci: kearifan lokal, kesiapsiagaan, longsor, SWOT | |
Tempat Terbit | Banda Aceh |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan ANALISIS DAERAH RAWAN BENCANA LONGSOR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS : JALAN NASIONAL RUAS KABUPATEN BENER MERIAH) (Ikram Khairun, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |