Membran forward osmosis (FO) telah dibuat dari polimer kitosan dan pati menggunakan glutaraldehid dan gliserol. Membran FO dibuat dengan tujuan untuk mengevaluasi campuran polimer kitosan dan pati menggunakan glutaraldehid sebagai agen pengikat silang dan gliserol sebagai pemlastis. Terbentuknya reaksi ikat silang dikonfirmasi dengan nilai kuat tarik yang meningkat dengan meningkatnya konsentrasi glutaraldehid pada membran. FT-IR digunakan untuk mengkonfirmasi gugus organik dan mendukung informasi pada membran yang telah berikat silang. DSC menunjukkan puncak pada suhu 135 °C berhubungan dengan kehadiran air dan pada puncak 320 °C berhubungan dengan keadaan membran yang mulai terdegradasi. SEM digunakan untuk melihat permukaan membran yang telah terikat silang. Nilai porositas dan derajat pengembangan membran diperoleh sebesar 54,36% dan 78,98%. Membran FO diaplikasikan untuk memurnikan air payau berdasarkan prinsip perbedaan tekanan osmotik larutan penarik. Larutan penarik yang digunakan adalah sukrosa 1 M. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemurnian terbaik diperoleh pada proses FO selama 1 jam dengan nilai fluks sebesar 4 L/m2 jam dan dengan nilai rejeksi yang mendekati 100%. Kualitas air yang telah dimurnikan dengan menggunakan membran FO pada larutan penarik 1 M telah memenuhi standar air minum berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/VI/2010. Forward osmosis (FO) membrane has been made from chitosan and starch polymers using glutaraldehyde and glycerol. The FO membrane is made to evaluate the mixture of chitosan and starch polymers using glutaraldehyde as a crosslinking agent and glycerol as a plasticizer. Cross-linking reaction is confirmed with the increasing of tensile strength that contributed to the increasing of glutaraldehyde in the membrane. FT-IR is used to confirm the organic groups and support the information on cross-linked membranes. DSC showed peak at temperature 135 °C associated with the presence of water and at peak of 320 °C associated with the condition of the membrane that began to degrade. SEM is used to see the surface of the cross-linked membrane. The porosity value and the degree of swelling by 54.36% and 78.98%. FO membrane is applied to purify the brackish water based on the difference of vi osmotic pressure in the draw solution. The draw solution used was 1 M sucrose. The results showed that the best purification was obtained in the FO process for 1 hour with a flux value of 4 L/m2 jam and with the rejection value close to 100%. The water quality that has been purified by using FO membrane with 1 M draw solution has met the drinking water standards based on the regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 492/MENKES/PER/VI/2010.