//
ANALISIS KINERJA PENGGABUNGAN LOGIKA FUZZY DAN PID PADA PENJEJAK MATAHARI DUA SUMBU |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | M. Nur Hasan - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan Pemanfaatan energi terbarukan dari sistem panel surya semakin banyak diaplikasikan, tapi hingga kini pemanfaatannya tidak secara maksimal. Perpindahan matahari yang disebabkan oleh rotasi bumi dan kondisi berawan patut diperhitungkan untuk memaksimalkan energi listrik pada panel surya. Pada penelitian ini diusulkan sebuah konsep yang memperhitungkan pergerakan sun tracker dua sumbu dengan menggunakan penggabungan dua metode yaitu PID dan logika Fuzzy. Untuk mengikuti pergerakkan matahari maka digunakan sensor LDR sebagai input terhadap cahaya dan output yang digunakan untuk menggerakkan dua servo untuk sumbu X dan sumbu Y. Sun tracker yang digunakan berbasis geometri tetrahedron dan menggunakan tiga LDR sebagai input. Komponen input dan output saling terhubung ke Atmega 328P dengan menggunakan program gabungan logika Fuzzy dan PID. Pemrograman logika Fuzzy terlebih dahulu dilakukan pada aplikasi Matlab menggunakan FIS (Fuzzy Inference System), kemudian dikonversikan menjadi bahasa pemrograman berbasis Arduino. Pergerakkan sun tracker dan tegangan yang diterima panel surya akan disimpan kedalam SD card menggunakan modul data logging. Mengatur pergerakkan sun tracker menggunakan metode gabungan PID dan logika Fuzzy ini bermaksud untuk memaksimalkan energi listrik yang diterima oleh panel surya. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sun tracker lebih tepat dan cepat mengikuti pergerakan matahari berdasarkan intensitas cahaya yang tinggi guna memaksimalkan produksi energi listrik pada panel surya. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan APLIKASI SISTEM PAKAR LOGIKA FUZZY PADA PROGNOSIS PENYAKIT TUBERKULOSIS (widia lestari, 2016) |
|
Kembali ke sebelumnya |