Kemerosotan harga jual komoditas minyak nilam yang diproduksi oleh Industri Minyak Nilam di Kabupaten Aceh Jaya mengindikasikan bahwa telah terjadinya suatu fenomena gangguan stabilitas harga. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah berkaitan dengan standar kualitas minyak nilam yang diproduksi. Faktor-faktor penentu kualitas minyak nilam dapat diidentifikasi mulai dari hulu sampai hilir yaitu mulai dari kesesuaian lahan dan lingkungan, pengelolaan perkebunan nilam, hingga pada tata cara pengolahan minyak nilam. Kesalahan perilaku penanganan pada setiap proses kegiatan industri yang dilakukan akan mengakibatkan timbulnya kejadian risiko yang dapat memperburuk kualitas minyak yang dihasilkan, maka perlu dilakukan pemetaan sistem rantai pasok eksisting sehingga dapat mengidentifikasi kejadian risiko yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi mitigasi risiko terhadap rantai pasok industri nilam di Kabupaten Aceh Jaya. Analisa konfigurasi sistem rantai pasok eksisting dilakukan dengan menggunakan pendekatan Supply Chain Operations Reference Model (SCOR 12.0) dan selanjutnya perancangan strategi mitigasi menggunakan House of Risk Model (HOR). Penelitian ini telah berhasil mengidentifikasi 23 kejadian risiko dan 17 agen risiko prioritas yang meliputi seluruh kegiatan proses terutama pada pre-source, source, dan make. Dari identifikasi tersebut dihasilkan 14 aksi mitigasi prioritas sebagai strategi mitigasi risiko yang dapat diaplikasikan dalam upaya peningkatan kualitas minyak nilam yang berdampak kepada stabilitas harga jual komoditas minyak nilam. Kata kunci: mitigasi risiko, rantai pasok, industri pertanian, minyak nilam, SCOR, HOR.