Domba termasuk salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang memiliki kontribusi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani, oleh karena itu peningkatan populasi domba merupakan salah satu cara untuk mendukung pemenuhan kebutuhan protein hewani. Domba ekor tipis merupakan salah satu domba dari sekian banyak jenis domba yang dibudidayakan di Indonesia. Aspek yang paling penting dalam peningkatan bobot badan domba ialah pakan, maka dari itu yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan domba yaitu ketersediaan pakan hijauan yang memadai baik kuantitas, kualitas maupun zat pembatas (anti nutrisi). Indonesia merupakan wilayah tropis sehingga mempengaruhi ketersediaan pakan yang fluktuatif. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang yang lain hal ini merupakan prospek yang baik bagi peternak karena bermacam limbah dari hasil ikutan pertanian dan perkebunan bisa digunakan sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia, salah satunya limbah daun sereh wangi yang telah diambil minyak atsiri melalui mekanisme penyulingan. Untuk meningkatkan kecernaan dan nutrisi dari limbah tersebut maka diaplikasikanlah teknologi amoniasi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Peternakan Ilmu dan Teknologi Ternak Potong Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, selama 84 hari mulai tanggal 21 Mei 2019 sampai dengan 06 Agustus 2019. Penelitian ini menggunakan pengganti sebagian pakan basal yaitu limbah sereh wangi amoniasi yang diberikan pada domba dengan persentase yang berbeda yaitu A ( 0% limbah sereh wangi amoniasi), B (10% limbah sereh wangi amoniasi), C (20% limbah sereh wangi amoniasi) dan D (30% limbah sereh wangi amoniasi). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) dengan 4 perlakuan dan 4 periode ulangan. Parameter yang diamati adalah konsumsi pakan, pertambahan berat badan dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian limbah sereh wangi (Cymbopogon nardus) amoniasi dengan persentase 10%, 20% dan 30% sebagai pengganti sebagian pakan basal tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan dan konversi pakan domba ekor tipis jantan. Konsumsi bahan kering pada perlakuan A adalah 912,96 gr/ekor/hari, perlakuan B 936,20 gr/ekor/hari, perlakuan C 949,07 gr/ekor/hari dan perlakuan D 959,28 gr/ekor/hari. Pertambahan berat badan pada perlakuan A (0% limbah sereh wangi amoniasi) sebesar 112,32 gr/ekor/hari, perlakuan B (10% limbah sereh wangi amoniasi) sebesar 149,82 gr/ekor/hari, perlakuan C (20% limbah sereh wangi amoniasi) sebesar 108,75 gr/ekor/hari dan perlakuan D (30% limbah sereh wangi amoniasi) sebesar 140,54 gr/ekor/hari. Nilai konversi pakan pada perlakuan A = 9,45, perlakuan B = 6,55, perlakuan C = 8,85 dan perlakuan D = 9,14. Angka konversi pakan terendah terdapat pada perlakuan B (taraf 10% sereh wangi amoniasi) yaitu 6,55 dengan persentase pertambahan berat badan tertinggi yaitu 33,39% jika dibandingkan dengan kontrol. Pemberian limbah sereh wangi amoniasi mampu meningkatkan konsumsi bahan kering dan adanya pertambahan berat badan domba ekor tipis jantan, artinya pemberian limbah sereh wangi amoniasi mampu menggantikan sebagian pakan basal.