//
ANALISIS UNSUR BATIN DALAM KUMPULAN PUISI RENCONG KARYA FIKAR W. EDA |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Fitrika - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan ABSTRAK Penelitian yang berjudul “Analisis Unsur Batin dalam Kumpulan Puisi Rencong Karya Fikar W. Eda” ini mengangkat masalah (1) bagaimana unsur batin kumpulan puisi Rencong karya Fikar W. Eda? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan unsur batin kumpulan puisi Rencong karya Fikar W. Eda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sember data penelitian ini adalah puisi-puisi dalam kumpulan puisi Rencong karya Fikar W. Eda. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penulis mengambil 10 judul puisi. Judul tersebut yaitu; (1) rencong, (2) seperti Belanda, (3) nyala Aceh, (4) biarkan kami (untuk Aceh dan suku lainnya di negeri ini), (5) cahaya suci matahari (kepada para yatim dan piatu, (6) aku tak bisa berfikir, (7) Nyeri Aceh, (8) ke langit tak terbatas, (9) ini zaman (Aceh), dan (10) Laut Surut. Teknik pengupulan data menggunakan teknik dokumenter. Teknik analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan isi puisi berdasarkan tema, perasaan, nada dan suasana, dan amanat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tema yang terkandung dalam kumpulan puisi Rencong karya Fikar W. Eda adalah ketuhanan, kemanusiaan, kedaulatan rakyat dan keadilan sosial. Perasaannya adalah sedih, kecewa, dendam, benci, gelisah, kehilangan dan haru. Nada yang terdapat adalah nada lugas, kritik, religius, simpati dan duka. Suasana yang ditimbulkan pemberontakan, berharap, haru, dan prihatin. Amanat yang paling dominan adalah kekacauan yang pernah terjadi pada masa dulu jadikan sebagai motivasi untuk bangkit. | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan STRUKTUR BATIN PUISI KARYA ROSNI IDHAM DALAM ANTOLOGI SASTRA BULIR MUTIARA PANTAI BARAT (Wahyu Linda, 2017) |
|
Kembali ke sebelumnya |