Kaum duafa merupakan sekelompok masyarakat yang lemah dari sisi perekonomian. Kaum duafa terdiri dari orang-orang yang terlantar, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Kurang perhatian dari pemerintah dan masyarakat merupakan salah satu faktor permasalahan bagi kaum duafa untuk tidak bisa mendapatkan tempat tinggal yang layak. Pemerintah telah membuat salah satu program untuk menanggulangi masalah rumah para kaum duafa. Akan tetapi program tersebut tidak berjalan dengan baik, dikarenakan penyelewengan yang dilakukan oleh aparat pemerintah dan anggota dewan dalam menentukan penerima rumah duafa. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan sebuah sistem pengambilan keputusan secara objektif dalam menentukan penerima rumah duafa yang sesuai. Multi-attribute decision-making adalah suatu model untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan berbagai atribut. Untuk memberikan informasi pengambilan keputusan secara objektif, triangular fuzzy number digunakan untuk merepresentasikan nilai untuk masingmasing atribut. Peneliti menggunakan metode Exponential Fuzzy Numbers dalam mengurutkan tingkat prioritas penerima rumah duafa. Metode Exponential Fuzzy Number melakukan perbandingan terhadap hasil rekomendasi secara manual dari pakar pengambil keputusan Edi Fadhil. Penelitian ini menggunakan data sampel dari Komunitas Cet Langet dalam menentukan rekomendasi keputusan penerima rumah duafa untuk 5 periode. Hasil dari penelitian pada periode 1, sistem memberi sebanyak 3 dari 5 berkas yang sama dengan rekomendasi manual, periode 2 sebanyak 4 dari 5 berkas, periode 3 sebanyak 4 dari 5 berkas, periode 4 sebanyak 5 dari 5 berkas dan periode 5 sebanyak 4 dari 5 berkas yang sama. Pada periode 4, hasil yang diberikan oleh sistem 100% sama dengan hasil secara manual dari pakar pengambil keputusan.