ABSTRAK Karakteristik lokasi dan mekanisme gempa bumi Palu (M 7.5) memberikan pemahaman baru pada sistem seismotektonik Wilayah Sulawesi Tengah. Lokasi gempa tidak berada pada kelurusan patahan utama Palu-Koro melainkan pada patahan lain yang dianggap paralel. Untuk memahaminya, sebanyak 1980 gempa bumi yang terjadi di Wilayah Sulawesi Tengah dianalisis. Metode penetuan model kecepatan 1-dimensi secara simultan dilakukan untuk mendapatkan lokasi hiposenter yang lebih baik. Hasil relokasi awal kemudian direlokasi kembali dengan metode double difference. Hasil yang didapatkan yaitu distibusi hiposenter membentuk suatu klaster yang menggambar patahan akitf yang tidak diteliti sebelumnya. Untuk memahami mekanisme gempa bumi, inversi tensor momen dengan metode cut-and-paste dilakukan terhadap rekaman gelombang seismik dari stasiun BMKG. Hasil inversi memperlihatkan mekanisme sumber yang sesuai dengan keberadaan klaster. Sebanyak tujuh segmen aktif yang belum diketahui (Balaesang, Sindue, Sigi, Palolo, Parigi, Kulawi dan Donggala) ditentukan dan dianalisis dengan baik. Segmen Balaesang dan Sindu berada pada bagian utara dan memiliki mekanisme geser mengiri. Segmen Sigi, Palolo dan Parigi terletak pada bagian selatan yang keberadaannya saling paralalel pada arah tenggara – barat-laut. Segmen Sigi dan Palolo memiliki mekanisme geser mengiri sedangkan Sigi memiliki mekanisme normal. Segmen Kulawi dan Donggala memiliki distribusi gempa yang paling sedikit dan memiliki mekanisme geser mengiri. Segmen-segmen tersbut sangat penting sebagai referensi yang digunakan untuk langkah mitigasi bencana. Kata kunci: Relokasi, Klaster, Model 1-D, Mekanisme Sumber, Inversi ABSTRACT After Palu earthquake (M 7.5) provide a new understanding in Central Sulawesi seismotectonic system. The earthquake location was not in Palu-Koro fault lineation but on other faults which parallel. For this reason, 1980 earthquakes that occurred in the Central Sulawesi had been analyzed. The method of 1-dimensional velocity model determination is simultaneously carried out to get a better hypocenter location. The initial relocation ouput was then relocated again by using the double difference method. The results shows a hypocenter distribution which forms a cluster and draws active faults that have not been studied previously. To understand the earthquakes mechanism, moment tensor inversion with the cut-and-paste method is performed on seismic wave recordings from BMKG stations. The inversion results show the source mechanism that is suitable for the cluster. Seven unknown active segments (Balaesang, Sindue, Sigi, Palolo, Parigi, Kulawi and Donggala) are well determined and analyzed. The Balaesang and Sindu segments are located in the northern part and have a sinistral mechanism. The Sigi, Palolo and Parigi segments are located in the southern part which are parallel to each other in the SE - NWt direction. The Sigi and Palolo segments have sinistral mechanism while Sigi has a normal mechanism. The Kulawi and Donggala segments have the fewest earthquake distributions and also have sinistral mechanism. These segments are very important as a reference used for disaster mitigation measures. Key Words : Relocation, Cluster, 1-D Model, Source Mechanism, Inversion