3. ABSTRAK Pada penelitian ini telah dilakukan proses transformasi data anomali medan magnetik total pada situs Benteng Indrapatra, Aceh Besar. Data medan magnetik total diukur pada 4010 titik yang terdistribusi secara grid dengan jarak spasi sebesar 3-meter menutupi situs bangunan tersebut. Metode transformasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode different reduce to pole (DRTP), reduce to equator (RTE), pseudo gravitasi dan sinyal analitik. Pada data hasil transformasi juga dilakukan proses filter horizontal derivatif, vertikal derivatif dan tilt derivatif. Proses filter tersebut berfungsi untuk memperjelas bentuk struktur di bawah permukaan. Hasil dari setiap metode transformasi secara umum mampu mendelineasikan posisi bangunan utama pada situs. Hasil pemetaan struktur yang lebih detail, hanya dapat didelineasikan dengan metode sinyal analitik dan pseudo gravitasi. Metode ini mampu mengidentifikasi adanya anomali berbentuk lingkaran, memanjang dan persegi pada wilayah situs Indrapatra. Anomali tersebut diasumsikan respon dari struktur sumur, kanal dan bangunan benteng. Berdasarkan detailnya struktur yang terpetakan dari masing-masing transformasi dapat disimpulkan, sinyal analitik merupakan metode pemetaan situs arkeologi di wilayah lintang geomagnetik rendah yang paling cocok. Kata kunci: Metode magnetik, Geoarkeologi, Interpretasi kualitatif, Wilayah lintang magnetik rendah, Situs Indrapatra. ABSTRACT In this research, a total magnetic field anomaly has been transformed on the ancient fort of Indrapatra, Aceh Besar. Data of total magnetic field were measured at 4010 stations, which were distributed in a grid with a spacing of 3 meters. The transformation methods applied in this study included different reduce to pole (DRTP), reduce to equator (RTE), pseudo gravity and analytical signals. The transformed data were also filtered with horizontal derivative, vertical derivative, and tilt derivative. The filters were applied to clarify the shape of subsurface structures. The result of each transformation method has been able to delineate the position of the main buildings on the site. A better image of the buried structures can only be delineated by analytic signals and pseudo gravity methods. Both methods were able to identify the presence of circular, elongated and square anomalies in the Indrapatra site area. The anomalies are assumed to be the response of well, canals and fort structures. Based on detailed results, the analytic signal can be concluded as an appropriate transformation method for magnetic survey conducted at low magnetic latitudes area. Keywords: Magnetic method, Geoarchaeology, Qualitative interpretation, Low magnetic latitude, Indrapatra Site.