Kota Banda Aceh merupakan Ibukota Propinsi Aceh dengan pertumbuhan penduduk dan infrastruktur lebih berkembang dibandingkan dengan kota lain di sekitarnya. Secara tektonik, kota ini berisiko terhadap gempa bumi, selain berada pada zona subduksi yang merupakan sumber utama kegempaan Sumatera, kota ini juga diapit oleh dua patahan sesar Sumatera yaitu Segmen Aceh dan Segmen Seulimum. Pengetahuan terkait kondisi lapisan sedimen dan responnya terhadap gelombang gempa merupakan salah satu cara untuk meningkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi pada kawasan ini. Karakteristik lapisan sedimen dapat diketahui dengan melakukan kajian mikrotremor dengan menggunakan metode Horizontal/Vertical Spectrum Ratio (HVSR). Penelitian ini bertujuan untuk memetakan secara spasial indeks kerentanan seismik (Kg) dan Indeks kerentanan bencana gempa bumi di Kota Banda Aceh berdasarkan hasil interpretasi kurva HVSR. Analisis dan pembahasan indeks kerentanan bencana gempa bumi dalam penelitian ini menggunakan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kg Kota Banda Aceh antara 0,42 hingga 39,84 dengan nilai frekuensi dominan (fo) lapisan sedimen 0,6 hingga 12,49 dan nilai amplifikasi (Ao) 1,25 hingga 5.01. Berdasarkan peta indeks kerentanan bencana gempa bumi Kota Banda Aceh menunjukkan masih adanya kawasan perumahan dengan Kg >20.