//

PERAN KOMITE PERALIHAN ACEH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MANTAN KOMBATAN GAM

BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak
Pengarang TIBRANI - Personal Name

Abstrak/Catatan

ABSTRAK Komite Peralihan Aceh merupakan suatu wadah organisasi yang didirikan oleh Gerakan Aceh Merdeka pasca perjanjian MoU Helsinki. Komite Peralihan Aceh berfungsi untuk mempercepat proses transformasi mantan kombatan GAM dari bersenjata ke gerakan sosial, ekonomi, dan politik. Sebagai organisasi yang didirikan pasca perjanjian MoU Helsinki, masalah kesejahteraan anggota Komite Peralihan Aceh merupakan masalah sentral diantara problematika yang muncul mengenai banyaknya mantan kombatan yang hidup dibawah kesejahteraan, diantaranya seperti Mawardi Eks Mantan Kombatan GAM wilayah Pasee yang berprofesi sebagai buruh harian lepas di perkebunan warga. Kondisi serupa juga dialami oleh Kamaruddin Eks Panglima wilayah Nisam yang mengantungkan hidup menjadi reparasi sepeda di Lampeunurut Aceh Besar. Dari data Badan Reintegrasi Aceh ada sekitaran 900 eks mantan kombatan GAM seluruh Aceh yang mengusulkan bantuan untuk pemberdayaan ekonomi, dari banyaknya usulan bantuan pemberdayaan menunjukan bahwa masih adanya masalah kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Komite Peralihan Aceh dalam mensejahterakan mantan kombatan GAM; Untuk mengetahui program Komite Peralihan Aceh terhadap kesejahteraan mantan kombatan GAM. Adapun penelitian ini menggunakan dua teori yaitu teori kelembagaan dan teori kesejahteraan sosial sebagai alat untuk analisis untuk menjawab permasalahan penelitian. Metode Penelitian ini adalah dekriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah data primer yaitu dengan wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Komite Peralihan Aceh sebagai organisasi yang menampung aspirasi mantan kombatan GAM telah melaksanakan peran sebagai organisasi yang berfungsi meningkatkan kesejahteraan ekonomi mantan kombatan GAM melalui berbagai macam program pemberdayaan. Komite Peralihan Aceh menjadi organisasi perantara antara mantan kombatan GAM dengan aktor Pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan mantan kombatan GAM. Kata Kunci: Gerakan Aceh Merdeka, Komite Peralihan Aceh ABSTRACT The Aceh Transition Committee is an organization organized by the Free Aceh Movement after the Helsinki MoU agreement. The Aceh Transition Committee functions to speed up the process of transforming former GAM combatants from armed to social, economic and political movements. As an organization established after the Helsinki MoU agreement, the welfare issue of members of the Aceh Transition Committee is a central problem among the problems arising from the large number of ex-combatants who live below welfare, including Mawardi, a former GAM combatant in the Pasee region who works as a casual daily laborer on a community plantation. A similar condition was experienced by Kamaruddin, the former Commander of the Nisam region, who was living as a bicycle repairer in Lampeunurut, Aceh Besar. From the data of the Aceh Reintegration Agency there are around 900 former GAM combatants throughout Aceh who proposed assistance for economic empowerment, from the many proposals for empowerment assistance indicating that there are still welfare problems. This study aims to determine the role of the Aceh Transition Committee in the welfare of former GAM combatants; To find out about the Aceh Transition Committee's program on the welfare of former GAM combatants. The research uses two theories namely institutional theory and social welfare theory as a tool for analysis to answer research problems. This research method is descriptive qualitative. Data collection techniques are primary data, namely interviews and secondary data in the form of library documentation. The results of this study indicate that the Aceh Transition Committee as an organization that accommodates the aspirations of former GAM combatants has carried out its role as an organization that functions to improve the economic welfare of former GAM combatants through various empowerment programs. The Aceh Transition Committee became an intermediary organization between former GAM combatants and Government actors in improving the welfare of former GAM combatants. Keywords: Free Aceh Movement, Aceh Transition Committee

Tempat Terbit
Literature Searching Service

Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS)

Share Social Media

Tulisan yang Relevan

DAMPAK KESEJAHTERAAN MANTAN KOMBATAN GAM TERHADAP LAHIRNYA POTENSI KONFLIK BARU DI WILAYAH LINGE (Muhammad Rusydi. DR, 2016)

PERAN PARTAI ACEH DALAM UPAYA MENSEJAHTERAKAN MANTAN INONG BALEE KABUPATEN PIDIE (SUATU PENELITIAN DI KECAMATAN KEMBANG TANJONG) (Heri Saputra, 2018)

MOTIVASI MANTAN KOMBATAN GERAKAN ACEH MERDEKA MENCALONKAN DIRI MENJADI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN BIREUEN PERIODE 2014 - 2019 (Muliawati, 2014)

PERAN KOMITE PERALIHAN ACEH DALAM MENJAGA PERDAMAIAN DI ACEH (STUDI KASUS GANGGUAN KEAMANAN MENJELANG PEMILUKADA 2012 DI BANDA ACEH) (Arsil, 2014)

RELASI STRUKTUR PEMERINTAHAN SIPIL DAN MANTAN KOMBATAN MILITER GAM DALAM PENGAMBILAN KEBIJAKAN PEMERINTAH PASCA MOU HELSINKI (EGI GUNAWAN, 2019)

  Kembali ke sebelumnya

Pencarian

Advance



Jenis Akses


Tahun Terbit

   

Program Studi

   

© UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala 2015     |     Privacy Policy