ABSTRAK Nama Faraninta Marsella. 2019. Proses Pembinaan Karakter Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Di Lembaga Penyenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) Banda Aceh, Jurusan Pancasila dan kewarganegaaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Pembimbing: (1) Dr. Rusli Yusuf, M.pd (2) Dr. Sanusi, M.Si Kata kunci : Pembinaan, karakter, anak berhadapan dengan hukum. Perbuatan melanggar hukum yang terjadi pada anak disebabkan oleh berbagai faktor seperti, dampak negatif perkembangan zaman, faktor ekonomi, arus pergaulan masyarakat, lingkungan, dan teman bermain anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana proses pembinaan karakter anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) Banda Aceh? (2) Upaya apa saja yang di lakukan oleh LPKS Banda Aceh dalam membina ABH? (3) Kendala apa saja yang dihadapi Pembina dalam melaksanakan pembinaan terhadap ABH di LPKS?. Tujuan penelitian ini: (1) Untuk mengetahui proses pembinaan karakter ABH di LPKS Banda Aceh. (2) Untuk mengetahui Upaya yang di lakukan LPKS Banda Aceh dalam membina ABH (3) Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi Pembina dalam pembinaan ABH di LPKS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan jenis penelitian deskriftif. Teknik pengumpulan data adalah teknik wawancara tidak terstruktur serta menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Subjek penelitian ini berjumlah 12 orang. Dari hasil penelitian menunjukkan: (1) Proses Pembinaan Karakter ABH di LPKS Banda Aceh menauingi 12 ABH dengan proses yang sesuai dengan pelayanan serta peraturan yang berlaku di LPKS Banda Aceh yang tertulis, adapun program pelayanan LPKS adalah proses pembinaan rehabilitasi sosial, tahap pendampingan selama proses hukum, tahap reintegrasi sosial, tahap bimbingan lanjut, serta tahap terminasi.(2) Upaya yang dilakukan oleh LPKS Banda Aceh kepada ABH sudah dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menindak lanjuti ABH seperti kegiatan Advokasi serta memantau perkembangan anak beserta keluarga, tindakan lanjutan seperti mengarahkan anak ke pesantren untuk mendapatkan ilmu agama yang baik.(3) Kendala yang dihadapi pembina LPKS Banda Aceh adalah seperti tidak berkonstribusinya keluarga serta ABH tersebut. Saran dalam penelitian ini adalah pihak LPKS Banda Aceh agar meningkatkan mutu dari pembina seperti lisensi pembina yang baik agar dapat lebih cepat menangani proses ABH. LPKS hendaknya memberikan sosialisasi ke setiap sekolah dan setiap keluarga, dengan membuat program pendidikan keluarga, serta pihak LPKS perlu untuk meningkatkan kualitas para pembina agar dapat memahami beberapa bahasa agar mudahnya transfer ilmu kepada para ABH yang tidak mengerti bahasa indonesia. serta kendala dari prasarana yang masih kurang yaitu kurangnya ruang konsul, transportasi untuk antar jemput ABH dari LPKS menuju Pengadilan, serta kurangnya lapangan untuk latihan Karate.