Kebutuhan akan biofuel sebagai sumber energi terbarukan menuntut produksi energi alternatif yang terjangkau dan ramah lingkungan. Teknologi produksi biofuel merupakan salah satu pilihan untuk memproduksi bahan bakar setingkat solar yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan. Penelitian ini difokuskan pada pengembangan dan uji kinerja katalis NbOPO4 sebagai katalis produksi biofuel dari minyak nabati. Katalis NbOPO4 disintesis dengan metode sol-gel. Dalam penelitian ini, katalis NbOPO4 digunakan untuk dua jenis reaksi, yaitu transesterifikasi dan hydrotreating. Reaksi transesterifikasi untuk produksi biodiesel menggunakan katalis NbOPO4 yang diimpregnasi dengan logam Na, sedangkan reaksi hydrotreating untuk produksi green diesel menggunakan katalis NbOPO4 diimpregnasi dengan logam metal Pd. Variabel tetap dalam reaksi transesterifikasi yaitu massa katalis Na/ NbOPO4 0,6 gr, massa minyak 30 gr, temperatur reaksi 60 °C dan waktu reaksi 3 jam. Variabel bebas terdiri dari loading Na (20,30,40,50 %) dan pH pada saat sintesis katalis NbOPO4 (2,4,6,9). Sedangkan dalam reaksi hydrotreating variabel tetap terdiri dari massa minyak 30 gr, massa katalis Pd/ NbOPO4 0,6 gr, tekanan awal reaktor 7 bar dan waktu reaksi 150 menit. Variabel bebas yaitu loading Pd ( 1,3,5,7,9 %), dan temperatur reaksi 200-320 oC. Morfologi katalis dikarakterisasi dengan SEM (Scanning Electron Microscopy) dan derajat kristalinitas katalis dikarakterisasi dengan XRD (X-Ray Difractometer) sementara analisa unsur/karakteristik kimia katalis menggunakan Energy Dispersive X-ray (EDX). Kinerja katalis Na/NbOPO4 dievaluasi menggunakan reaksi transesterifikasi. Yield biodiesel tertinggi diperoleh pada katalis NbOPO4 yang disintesis dengan pH 4 dan loading Na 30% yaitu 98,5%. Kinerja katalis Pd/ NbOPO4 diuji menggunakan reaksi hydrotreating. Yield green diesel tertinggi yaitu 95,53% pada temperatur 240 oC dengan loading Pd 9%. Green diesel yang diperoleh dianalisis menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS) menunjukkan adanya atom karbon jenis petroleum eter (C6), solar (C14-C18), kerosene dan gasolin (C11-C14) dan minyak pelumas (C19)