//
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE BOTTOM AIR DECK TERHADAP FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN, POWDER FACTOR DAN GROUND VIBRATION DI PIT 2 BANKO BARAT PT. BUKIT ASAM, TBK |
|
BACA FULL TEXT ABSTRAK Permintaan Versi cetak |
|
Pengarang | Syafdarul Achyar - Personal Name |
---|---|
Abstrak/Catatan PT. Bukit Asam, Tbk merupakan perusahaan tambang yang menjalankan proses peledakan dalam kegiatan produksinya. Peledakan merupakan salah satu metode pemberaian batuan dengan menggunakan bahan peledak. Pemberaian ini dilakukan untuk memisahkan material dari batuan induknya. Kegiatan Peledakan di Pit 2 Banko Barat PT. Bukit Asam, Tbk, masih terdapat kendala-kendala yang diakibatkan oleh peledakan tersebut yaitu getaran peledakan yang relatif tinggi dan ukuran fragmentasi yang belum mencapai target. Dengan demikian dibutuhkan inovasi baru untuk mengurangi nilai getaran peledakan tersebut. Metode bottom air deck merupakan salah satu inovasi baru yang sedang diterapkan oleh PT. Bukit Asam, Tbk. Metode tersebut tidak hanya dapat mengurangi hasil getaran dan memperkecil ukuran fragmentasi, akan tetapi juga dapat mengurangi penggunaan bahan peledak. Hasil ukuran rata-rata fragmentasi sebelum penggunaan air deck yaitu sebesar 1.307,93 mm dengan nilai powder factor 0,147 kg/BCM. Setelah diterapkan metode air deck nilai rata-rata fragmentasi turun menjadi 774,61 mm atau sebesar 40,77% dengan nilai powder factor 0,126 kg/BCM. Penggunaan air deck dapat mengurangi nilai rata-rata getaran dari 0,95 mm/s menjadi 0,63 mm/s atau sebesar 33,68%. Kata Kunci: air deck, getaran peledakan, fragmentasi, powder factor | |
Tempat Terbit | |
Literature Searching Service | Hard copy atau foto copy dapat diberikan dengan syarat ketentuan berlaku, jika berminat, silahkan isi formulir online (Chat Service LSS) |
Share Social Media | |
Tulisan yang Relevan UPAYA PENGURANGAN TINGKAT GETARAN TANAH AKIBAT PELEDAKAN BERDASARKAN EVALUASI GEOMETRI DENGAN RADIUS 1700 M PADA LAPISAN INTERBURDEN PIT 2 BANKO BARAT TERHADAP PERUMAHAN WARGA DI SEKITAR PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN (NIA ASRIANTI, 2018) |
|
Kembali ke sebelumnya |